Luberan lumpur Lapindo mengarah ke pemukiman warga area terdampak akibat jebolnya tanggul lumpur di Titik 68, desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, 10 September 2014. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Sidoarjo - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) akan mengoperasikan tiga pompa penyedot lumpur Lapindo pada musim penghujan bulan ini. Biasanya, material lumpur yang semula padat dan keras selama kemarau akan lembek dan mencair bila sering kehujanan.
"Untuk mengurangi volume lumpur, tiga pompa akan kami operasikan," kata juru bicara BPLS, Dwinanto Prasetyo, Senin, 17 November 2014. Tiga pompa di sisi barat tanggul akan menyedot air berlumpur yang ada di kolam penampungan, kemudian dialirkan ke Kali Ketapang, Kecamatan Tanggulangin. (Baca: Tanggul Lapindo Rawan Picu Bentrok Antardesa)
Menurut Dwinanto, hanya tiga pompa itulah yang bisa dimaksimalkan untuk mengurangi volume air lumpur. Adapun lima alat berat yang dipakai untuk mengaduk dan mengalirkan material lumpur belum dapat dioperasikan karena masih dihadang warga korban semburan yang ganti ruginya belum dilunasi. "Karena kapal keruk tidak bisa difungsikan, maka tanggul di beberapa titik semakin kritis," ujar Dwinanto. (Baca: 3 Alasan Korban Lapindo Larang Aktivitas BPLS)
Dia menambahkan, bila volume air lumpur tidak dapat dikurangi saat musim penghujan, maka kondisi tanggul di sisi barat atau yang berbatasan dengan rel kereta api akan makin kritis. "Kondisi inilah yang kami antisipasi," kata Dwinanto.
Pantauan Tempo, kondisi beberapa titik tanggul lumpur di sisi barat makin mengkhawatirkan karena volume air sudah hampir menyentuh bibir tanggul. Sementara itu, cuaca di sekitar wilayah Kecamatan Porong, Sidoarjo, sering mendung walaupun belum turun hujan. "Kalau tidak disedot pakai pompa, nanti pas hujan air lumpur bisa melampaui tanggul," kata Dwinanto. (Baca juga: Warga Melunak, BPLS Mulai Perbaiki Tanggul Lumpur)