Sarwono Sebut Golkar Dua Kali Salah Ketua Umum  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Sabtu, 15 November 2014 16:15 WIB

Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Sarwono Kusumaatmadja, menyatakan partai berlambang pohon beringin tersebut pernah dua kali salah memilih ketua umum. Sikap pragmatis para petinggi partai tersebut dalam pemilihan telah terbukti gagal membawa kemenangan bagi Golkar. (Baca: Peneliti: Obyektif Saja, Ical Tak Punya Prestasi)

"Sekarang itu Golkar tak punya etika. Kalau sekarang yang menang itu yang bisa mendatangkan investor paling kuat," kata Sarwono di kawasan Menteng, Sabtu, 15 November 2014.

Ia menyatakan, pada Musyawarah Nasional 2004 di Bali, Akbar Tanjung sebagai ketua umum mendapat tepuk tangan berdiri dari semua peserta. Akbar terbukti sebagai ketua yang membawa kebangkitan Golkar dengan idealisme dan politik yang berkualitas. Akbar juga membawa Golkar ke posisi teratas perolehan suara pada pemilu langsung pertama. (Baca: Akbar Pastikan Rapimnas Golkar Tak Belok ke Munas)

Akan tetapi, Akbar harus melepas jabatannya karena pengurus Golkar lebih memilih Jusuf Kalla yang juga menjadi wakil presiden saat itu. Pengurus Golkar mulai bersikap pragmatis dengan tergiur pada kekuatan birokrasi dan jaringan pemerintah serta dana dari JK.

Setelah kekuatan kekuasaan gagal pada 2009, menurut Sarwono, pengurus Golkar beralih pada pragmatisme kekuatan logistik. Dinamika ini tak hanya menyisakan kekalahan, tetapi hengkangnya kader berkualitas dari Golkar karena tak mampu bersaing secara finansial. "Setelah mencari yang punya duit, ternyata salah juga. Kalah lagi," kata Sarwono.

Akbar menyatakan adanya kekuatan logistik sebagai penentu kemenangan di internal atau eksternal partai. Keberhasilan partai, kata dia, ditentukan sejauh mana pemimpinnya punya komitmen pada kualitas dan idealisme. "Kalau partai dipimpin dengan gaya bisnis umum, pasti akan terus turun (suaranya)," kata Akbar. (Akbar Tandjung: 400 DPD Golkar Dukung Aburizal)

Peneliti Populi Centre, Nico Harjanto, sependapat dengan menyatakan dukungan Golkar dari bawah tak lagi asli. Dukungan tersebut sebatas pada suntikan logistik yang diberikan dan ketakutan akan intervensi pengurus pusat, seperti pemecatan.

Jika bertahan seperti ini, menurut dia, Golkar akan hancur karena tak memiliki dasar dukungan yang asli dan idealis. Dukungan yang rekayasa ini sangat rentan pada kehancuran jika logistik yang diterima tak sesuai kesepakatan. "Golkar tak ada lagi etika dan kesantunan," kata Nico.

Sarwono sendiri berharap pertarungan logistik saat pemilihan ketua umum tak terjadi lagi. "Mereka bilangnya ini pertarungan logistik terakhir. Kalau seperti ini terus, hancur," katanya.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita lainnya:
Di Mimbar Masjid, Pria Ini Pimpin Doa Tolak Ahok
Ahok Akan Dilantik, FPI: Itu di Tangan Tuhan
Unhas Geger, Guru Besar dan Mahasiswi Nyabu
Tertangkap Nyabu, Ini Pembelaan Guru Besar Unhas


Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

4 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

14 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

23 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

23 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

24 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

25 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

27 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

33 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

33 hari lalu

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

39 hari lalu

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck

Baca Selengkapnya