Massa yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI) berkonvoi mensosialisasikan pelarangan beredarnya minuman keras, penutupan tempat hiburan malam selama bulan puasa di sepanjang ruas jalan protokol di Makassar (5/7). TEMPO/Fahmi Ali
TEMPO.CO, Solo - Ketua Front Pembela Islam Solo Khoirul Rus Suparjo menyatakan aktivis FPI di daerah tidak ambil pusing dengan desakan pembubaran organisasi itu. Pihaknya juga tidak khawatir jika pengadilan akhirnya membubarkan FPI.
"Jam delapan FPI dibubarkan, jam sembilan sudah akan ada organisasi baru," ujar Khoirul kepada Tempo, Kamis, 13 November 2014. Menurut dia, membentuk sebuah organisasi merupakan hak semua warga negara yang dilindungi oleh undang-undang. (Baca juga: Kuasa Hukum: Mana Buktinya FPI Rasis...)
Seperti diketahui, Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengirim surat soal pembubaran FPI ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Surat Ahok tersebut berisi alasan pembubaran FPI, yaitu kerap melakukan demonstrasi yang anarkistis, menebarkan kebencian, menghalangi pelantikan gubernur, melanggar konstitusi, dan menyebabkan kemacetan lalu lintas saat berdemo. (Baca juga: Begini Cara Membubarkan FPI)
Khoirul yakin upaya untuk membubarkan FPI tidak akan berhasil. Sebab, sudah sering ada upaya pembubaran FPI tapi selalu gagal. Menurut Khoirul, alasan pembubaran FPI memang tidak kuat, sehingga selalu kandas.
Kepala Kesatuan Kebangsaan dan Perlindungan Masyarakat Surakarta Suharso menuturkan, selama ini, pihaknya belum pernah mempermasalahkan organisasi itu. "Sebab, kami belum pernah menerima aduan masyarakat terkait dengan sepak terjang FPI," ujarnya. Sebenarnya, markas FPI Solo berada di luar wilayah Surakarta. "Tapi sebagian besar aktivitasnya dilakukan di kota ini," katanya.