TEMPO.CO, Tasikmalaya - Aksi pencabulan guru agama Asep Kamaludin, 25 tahun, berawal ketika seorang korban mengeluh sakit saat buang air besar. "Anak saya kesakitan saat buang air besar," kata Atikah, 40 tahun, orang tua korban, saat ditemui Sabtu, 8 November 2014.
Awalnya, dia tidak curiga anaknya menjadi korban pencabulan Asep. Namun setelah didesak, akhirnya sang anak mengaku telah disodomi pelaku. "Anak saya awalnya tidak mengaku, tapi setelah ditanya dan didesak baru ngaku telah disodomi," kata Atikah.
Anaknya mengaku dicabuli pelaku di toilet madrasah. Pencabulan terjadi setelah kegiatan mengaji selesai. "Dicabuli setelah ngaji," jelasnya. (Baca: Guru Ngaji Ini Sodomi 27 Murid SD di Tasikmalaya)
Rupanya, bukan hanya anak Atikah saja yang mengaku dicabuli pelaku. Korban-korban lainnya bermunculan dan mengaku telah dicabuli pelaku. "Anak saya memberitahu pada hari Selasa," jelas Atikah.
Asep mengatakan dirinya memilih siswa laki-laki untuk dicabuli. Jika mencabuli siswi perempuan, dia mengaku takut hamil. "Kalau begitu (cabul) ke perempuan takut hamil," kilahnya.
Asep mengaku suka terhadap wanita. Bahkan dia sudah bertunangan dengan seorang wanita warga Kota Tasikmalaya. "Sudah punya pacar, sudah tunangan," katanya.