Kebakaran Sabana Tengger Capai 2 Ribu Hektare

Reporter

Kamis, 6 November 2014 16:56 WIB

Wisatawan menikmati keindahan Bukit Teletubbies di sisi timur Gunung Bromo, Minggu (8/12). Pengunjung bisa memanfaatkan jasa kuda untuk sampai di tengah bukit. TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Malang - Selama musim kemarau 2014, sekitar dua ribu hektare kawasan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTN BTS) terbakar. Kobaran api juga menghanguskan padang sabana di kaldera Tengger. Padang sabana itu ditumbuhi ilalang yang mengering, sehingga gampang tersulut api. "Api juga membakar vegetasi di hutan sekitar sabana," ujar Kepala BBTN BTS Ayu Dewi Utari, Kamis, 6 November 2014.

Umumnya, kebakaran terjadi akibat ulah pengunjung Gunung Bromo yang membuang puntung rokok sembarangan atau masyarakat yang membuat perapian. Api dari puntung rokok atau perapian itu membakar padang sabana. Adapun jenis vegetasi yang terbakar meliputi cemara gunung, bambu hutan, akasia, dan semak belukar. (Baca sebelumnya: Savana di Bukit Teletubies Gunung Bromo Terbakar)

Untuk mencegah kebakaran, petugas rutin berpatroli. Papan pengumuman berisi larangan membuang puntung rokok dan membuat perapian sembarangan dipasang di sejumlah tempat. "Warga Suku Tengger juga terlibat upaya mencegah dan memadamkan kebakaran," katanya.

Kebakaran sabana juga menyebabkan kerugian secara ekologis karena api melalap aneka jenis tanaman pionir, seperti pakis, alang-alang (Imperata cylindrica), melelo (Styphelia javanica), dan adas (foeniculum vulgare). Tanaman tersebut menjadi pakan bagi aneka jenis serangga dan sarang burung apung tanah dari marga Anthus. (Baca juga: Kebakaran Savana Bromo Mematikan Flora dan Fauna)

Tanaman tersebut menjadi habitat tikus tanah, jelarang, dan luwak. Karena itu, jika tanaman itu terbakar, satwa tersebut kehilangan habitat dan pakan. Dampaknya, burung predator, seperti elang, alap-alap, dan burung hantu, kehilangan hewan santapan.

Dampak lainnya adalah burung cici padi (Zitting cisticola), kipasan (Rhipidura javanica), dan apung tanah yang berhabitat di sabana bakal bermigrasi ke tempat lain karena serangga yang menjadi makanan mereka hilang. "Burung sangat adaptif, mudah berpindah ke tempat lain," kata petugas pengendali ekosistem hutan BBTN BTS, Toni Artaka.

Kaldera Gunung Bromo seluas 5.250 hektare dikenal eksotis. Sekitar 1.000 hektare berupa lautan pasir dan 1.500 hektare merupakan sabana. Sedangkan 2.750 hektare sisanya dipenuhi cemara gunung dan akasia. (Baca juga: 400 Hektare Padang Sabana Gunung Bromo Terbakar)


EKO WIDIANTO

Berita Terpopuler:


Gaya Ayang Jokowi Saat Belanja di Makassar
Sidak Penampungan TKI, Menteri Hanif Lompat Pagar
Ayang Jokowi Kaget Kepergok Belanja di Makassar
Duit Raden Nuh Diduga Mengalir ke Wanita
Pidato Kocak Bupati Tegal

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

18 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

43 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

47 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

48 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

49 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya