Rapat DPR Tandingan Dinilai Tidak Resmi  

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 3 November 2014 20:02 WIB

Sidang paripurna DPR tandingan di ruang KK 2, kompleks gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Jumat, 31 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Kisruh Dewan Perwakilan Rakyat tandingan berlanjut pada awal pekan ini. Lima fraksi Koalisi Jokowi hari ini mengadakan rapat konsultasi sebagai kelanjutan rapat paripurna tandingan yang mereka lakukan pada Jumat, 31 Oktober 2014.

Rapat ini rencananya dimulai pada pukul 14.00 WIB, namun molor hingga pukul 15.08 WIB. Sekitar 20 anggota DPR tandingan terlihat berpindah ruangan sampai tiga kali.

Pertama, rapat akan dilakukan di ruang Badan Musyawarah di lantai 1, namun kemudian mereka berpindah ke ruang Panitia Khusus/Pansus A. Peserta rapat lalu berpindah ruangan lagi, kali ini ke ruang Pansus B di lantai 2.

Politikus PDI Perjuangan, Bambang Wuryanto, mengatakan mereka sudah mengirimkan surat izin penggunaan ruangan ke Sekretariat Jenderal DPR. "Ini hanya miskomunikasi saja antara Kesekjenan DPR dan anggota Dewan, sudah beres," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 3 November 2014.

Pernyataan Bambang itu ditampik oleh seorang petugas Sekretariat Jenderal yang tidak ingin disebut namanya. Menurut petugas ini, DPR tandingan tidak pernah berkirim surat kepada Sekretariat Jenderal ihwal izin penggunaan ruangan.

"Dua ruang sebelumnya yang tidak jadi digunakan itu karena tidak ada sound system-nya. Ruangan yang sekarang dipakai itu karena sebelumnya telah dipakai oleh pimpinan DPR, sehingga masih terbuka dan masih terpasang sound system-nya," kata petugas tersebut.

Petugas ini juga mengatakan Sekretariat Jenderal DPR sebenarnya merasa serba salah dalam hal pemberian izin. "Mereka juga anggota Dewan yang punya hak dalam penggunaan fasilitas DPR. Kami bingung ini mau sampai kapan, padahal kurang dari sebulan lagi (5 Desember 2014-6 Januari 2015) ada masa reses."

Hal senada dinyatakan seorang petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR, Rival Achvian. Menurut Rival, Pamdal DPR tidak mendapat tembusan surat izin dari Sekretariat Jenderal perihal rapat DPR tandingan ini. (Baca: Ketua MK: Ricuh DPR Beri Pelajaran Buruk ke Rakyat)

"Tidak ada instruksi atau semacamnya, jadi bisa dikatakan tidak resmi mereka menggunakan ruangan. Tapi kami sebagai Pamdal netral. Kami berjaga saja." (Baca; Koalisi Jokowi Minta Gedung Baru DPR Dibatalkan )

Rapat konsultasi DPR tandingan selesai pada pukul 17.00 WIB atau berlangsung selama dua jam. Rapat dilakukan secara tertutup. Beberapa anggota DPR dari lima fraksi Koalisi Jokowi terlihat memasuki ruangan. Mereka adalah pimpinan DPR tandingan, seperti Ida Fauziah dari PKB; Effendi Simbolon, Adian Napitupulu, Arya Bima, dan Bambang Wuryanto dari PDIP; Dossy Iskandar dari Hanura; Syaifullah Tamliha dan Arwani Thomafi dari PPP; serta Supiadin Aries dari NasDem.

Salah satu pimpinan DPR tandingan dari Fraksi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, mengatakan agenda rapat konsultasi dengan pimpinan-pimpinan fraksi kali ini antara lain mendengarkan usulan tiap fraksi ihwal pembagian alat kelengkapan Dewan di lingkup internal Koalisi Jokowi serta perubahan Tata Tertib DPR dan Undang-Undang MPR, DPR, DPD, DPRD (UU MD3).

"Sistem UU MD3 ini menindas, dan kami akan coba mengubah ini," kata Bambang Wuryanto. (Baca: Akbar Tandjung: Stop Aktivitas DPR Tandingan )

Ihwal kemungkinan kekisruhan di DPR akan menghambat program pemerintah jika terus berlanjut, poitikus NasDem, Johnny G. Plate, mengatakan, "Tidak apa-apa menghambat sedikit untuk satu-dua bulan ini, lalu selesai, daripada nanti mereka (Koalisi Prabowo) menghambat pemerintahan Jokowi dalam lima tahun ke depan."

RIDHO JUN PRASETYO








Terpopuler:
Ini Fasilitas Kamar Kos Raden Nuh
Raden Nuh @TrioMacan2000 Bos Perusahaan Media
Raden Nuh Ditangkap, Polisi Sita Empat Ponsel
Raden Nuh Ditangkap, Asatunews Tak Update Berita
@TrioMacan2000 Mengaku Tahu Korupsi Ahok









Advertising
Advertising

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

15 menit lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

7 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya