Begini Rumit dan Mahalnya Merawat Terduga Ebola  

Reporter

Senin, 3 November 2014 16:32 WIB

Pekerja kesehatan diajarkan cara mengenakan pelindung virus Ebola, di Institut Penelitian Kedokteran Tropis, Muntinlupa, Filipina, 28 Oktober 2014. Departemen Kesehatan dan WHO bekerja sama mengadakan pelatihan bagi petugas kesehatan untuk mencegah penyebaran Ebola virus. AP/Bullit Marquez

TEMPO.CO, Kediri - Terduga pengidap virus ebola yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Pare, Kediri, Jawa Timur, diuntungkan dengan pembebasan biaya perawatan oleh pemerintah. Sebab, sebenarnya biaya perawatan penderita ebola cukup mahal. Selain itu, proses perawatannya pun rumit.

Wakil Direktur Pelayanan RSUD Pare Sulistiono mengatakan biaya perawatan pasien ebola sangat tinggi. Dalam sehari, manajemen rumah sakit harus mengeluarkan sedikitnya sepuluh potong pakaian steril untuk merawat pasien. "Seragam itu sekali pakai harus dibuang," katanya, Senin, 3 November 2014. (Baca sebelumnya: Kondisi Membaik, Pasien Terduga Ebola Dikarantina )

Kesepuluh pakaian steril itu diperuntukkan bagi sembilan petugas yang meliputi perawat dan dokter, serta satu potong untuk keluarga pasien. Baju-baju itu harus dimusnahkan begitu pemakainya keluar dari ruang isolasi.

Tujuannya adalah mencegah potensi penularan virus ebola, yang belum ditemukan vaksinnya. Jika dihitung sejak pasien itu pertama kali dirawat di rumah sakit pada Jumat lalu hingga kini, sudah 30 potong pakaian steril yang harus dimusnahkan. (Baca: Terduga Ebola Diawasi Sejak Pulang dari Liberia)

Biaya untuk pakaian tersebut belum termasuk pembelian vaksin antibiotik, cairan infus, vitamin, dan antigenetik yang harus diberikan kepada pasien setiap hari. Padahal, prosedur yang memakan biaya tersebut harus dilakukan selama 21 hari sesuai dengan masa inkubasi virus ebola. Karena itulah biaya perawatan yang dibutuhkan untuk merawat pasien ebola ini sangat besar. "Beruntung, biaya pengobatan GN (nama inisial terduga pasien ebola) ditanggung oleh negara," katanya.

Sulistiono menambahkan, seluruh biaya perawatan tersebut diambil dari pos anggaran tak terduga. Hal ini sesuai dengan mekanisme anggaran rumah sakit yang diterima dari Dinas Kesehatan untuk menanggulangi wabah di daerah. Meski tak bersedia menyebutkan jumlahnya, Sulistiono memastikan anggaran itu cukup untuk mengobati pasien ebola di Kediri. (Baca berita lainnya: RS Madiun Enggan Pastikan Kondisi Terduga Ebola )


HARI TRI WASONO




Berita Terpopuler:
Ini Fasilitas Kamar Kos Raden Nuh
@TrioMacan2000 Mengaku Tahu Korupsi Ahok
Raden Nuh Ditangkap, Asatunews Tak Update Berita
Kata ICW Soal Calon Jaksa Agung Widyo Pramono
Raden Nuh Ditangkap, Kantor Asatunews.com Sepi










Advertising
Advertising




Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

1 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

7 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

7 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

17 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

34 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

35 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

54 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut

Baca Selengkapnya