RS Madiun Enggan Pastikan Kondisi Terduga Ebola  

Reporter

Senin, 3 November 2014 14:49 WIB

Relawan yang akan dikirim ke Afrika, belajar menangani pasien terinfeksi virus Ebola dalam sesi latihan di rumah sakit AP-HP Henri Mondor di Creteil, Paris, Perancis, 22 Oktober 2014. REUTERS

TEMPO.CO, Madiun - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr Soedono, Kota Madiun, Jawa Timur, Sasongko, belum bersedia memberikan keterangan apakah M, 29 tahun, yang telah beberapa hari dirawat, positif atau negatif virus ebola. Alasannya, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan belum mengirimkan hasil uji laboratorium sampel darah pasien. "Surat resminya belum ada, kami masih menunggu," kata Sasongko, Senin, 3 November 2014.

Menurut dia, surat dari Balitbangkes itu akan dijadikan acuan untuk mengumumkan kondisi pasien. Tanpa legalitas itu, Sasongko khawatir terjadi permasalahan hukum di kemudian hari. "Menterinya saja belum ngomong, nanti malah saya yang dituntut kalau ngomong tanpa surat resmi," ujarnya. (Baca sebelumnya: Trombosit Pasien Terduga Ebola di Madiun Menurun)

Agar prosesnya lebih cepat, dirinya telah berinisiatif meminta hasil resmi uji laboratorium sampel darah M tersebut ke Balitbangkes. Sasongko telah mengutus Kepala Bidang Pelayanan Medik Rumah Sakit Soedono untuk menjemput hasil itu ke Kementerian Kesehatan. Ia memperkirakan hasil uji laboratorium itu akan diterima besok atau lusa.

Mengenai statemen pejabat Kemenkes tentang sampel darah dua pasien terduga ebola yang telah dinyatakan negatif, Sasongko mengatakan keterangan pejabat itu didasarkan pada hasil uji laboratorium yang pertama. Padahal, sesuai standar operasional prosedur, penelitian sampel darah, urine, dan lapisan lendir pasien terduga ebola harus dilakukan tiga kali. (Baca: Kata Dokter yang Tangani Terduga Ebola di Madiun)

Sampel darah itu telah diambil petugas tim kesehatan Dinas Provinsi Jawa Timur ke RSUD dr Soedono sejak Jumat hingga Ahad kemarin. Namun laporan hasil uji laboratorium belum diterima. "Kalau belum ada surat resmi, saya tidak berani ngomong," ujar Sasongko.

Sebelumnya, Kepala Balitbangkes Tjandra Yoga Aditama mengatakan hasil uji laboratorim dua pasien yang diduga terkena ebola adalah negatif. "Hasilnya bukan ebola," ujar Tjandra melalui pesan pendek, Ahad, 2 November 2014.

Tjandra menuturkan hasil pembacaan tes polymerase chain reaction (PCR) dengan elektroforesis menunjukkan No Band. Artinya, semua sampel darah pasien dari Madiun dan Kediri negatif ebola. (Baca juga: Suspect Ebola Madiun Bekerja 8 Bulan di Liberia)


NOFIKA DIAN NUGROHO




Berita Terpopuler:
Ini Fasilitas Kamar Kos Raden Nuh
@TrioMacan2000 Mengaku Tahu Korupsi Ahok
Raden Nuh Ditangkap, Asatunews Tak Update Berita
Ini Empat Gejala bagi Terduga Penderita Ebola

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

1 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

7 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

7 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

17 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

34 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

35 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

54 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut

Baca Selengkapnya