Kisruh Senayan, Anggota DPR Dianggap Gagal Move On  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Sabtu, 1 November 2014 13:14 WIB

Sidang paripurna DPR tandingan di ruang KK 2, kompleks gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Jumat, 31 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Mustofa Bisri mengatakan dualisme kepemimpinan yang terjadi di Dewan Perwakilan Rakyat menunjukkan para wakil rakyat belum bisa move on atau gagal melupakan masa lalu. Menurut dia, seharusnya tak ada lagi sikap berseberangan, baik dalam pemerintah maupun parlemen. (Baca: Konflik DPR, Jimly: Jangan Terlalu Serius)

"Seharusnya menjadikan masa lalu sebagai kearifan sikap. Sikap wakil rakyat itu menunjukkan mereka belum move on. Kami amanatkan pada wapres bagaimana membuat DPR seperti layaknya DPR," ujar Mustofa pada pembukaan Munas PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu, 1 November 2014. (Baca: Fadli Zon Keluarkan Ancaman untuk DPR Tandingan)

Ia mengatakan seharusnya warga Indonesia dan warga NU bersyukur bahwa pemerintahan baru sudah terbentuk. Sikap yang berseberangan, tutur Mustofa, seharusnya tak lagi ditunjukkan. Para pemimpin yang semula bersaing, menurut dia, harus menunjukkan kearifan pada masyarakat. (Baca: Prabowo: DPR Tandingan Rugikan Rakyat)

Munas PBNU dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia mewakili Presiden Joko Widodo yang berhalangan hadir. Pembukaan dihadiri beberapa menteri Kabinet Kerja, antara lain Menteti Dalam Negeri Tjahjo Kumolo; Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia Tedjo Edhy Purdijanto; dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. (Baca juga: DPR Terbelah, Puan: Kita Saling Mengalah Dulu)

Perseteruan antara Koalisi Jokowi dan Koalisi Prabowo Subianto di DPR terus berlanjut. Setelah menguasai pimpinan MPR dan DPR, kubu Prabowo melanjutkan dominasinya dalam pemilihan pimpinan alat kelengkapan DPR. Koalisi Prabowo menguasai semua atau sebelas komisi d DPR, mulai Komisi Pertahanan hingga Komisi Keuangan. (Baca: Jokowi Ajak DPR Jaga Persatuan)

Tak puas dengan hasil tersebut, Koalisi Jokowi membentuk DPR tandingan. Gagasan itu belakangan mereka sodorkan lantaran pimpinan DPR gagal mengesahkan penetapan perwakilan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan secara sepihak. Akibat keputusan itu, fraksi pendukung pemerintah gagal mencalonkan wakilnya dalam pemilihan alat kelengkapan DPR. (Baca: JK: DPR Tandingan Tidak Perlu Ada)

ANANDA TERESIA




Baca Berita Terpopuler Lainnya
Ini Sebab Presiden Jokowi Susah Dilengserkan MPR
Fadli Zon Minta Penghina Prabowo Dipidanakan
Menteri Susi Ancam Boikot Negara Pencuri Ikan
Ibu Penghina Jokowi Ingin Sujud ke Kaki Fadli Zon
Ruang Sidang Dikunci, PDIP: Ini Pelecehan!

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

7 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

7 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya