PPP Yogya Abaikan Seruan Boikot Muktamar Jakarta  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 29 Oktober 2014 18:43 WIB

Prabowo Subianto bersama Amien Rais dan Suryadharma Ali, di acara syukuran Koalisi Merah Putih, di Masjid Al-Bakrie, Jakarta, 10 Oktober 2014. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Yogyakarta - Seluruh pengurus Partai Persatuan Pembangunan se-Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan sepakat mengabaikan instruksi Romahurmuziy selaku Ketua Umum PPP baru versi muktamar di Surabaya, yang meminta pengurus daerah tak menghadiri muktamar di Jakarta pada Kamis, 30 Oktober 2014.

“Kami seluruh pengurus DPC dan DPW DIY sudah sepakat hadir semua untuk memberikan suara pada calon ketua umum pengganti Suryadharma Ali di Jakarta,” kata Wakil Sekretaris PPP Kota Yogyakarta Fauzi Noor Afshochi, Rabu, 29 Oktober 2014.

Fauzi menuturkan, dalam undangan, Majelis Syariah PPP di Jakarta meminta pengurus daerah di kabupaten/kota dan provinsi mengirim minimal dua wakil yang terdiri atas ketua dan sekretaris. Jika PPP di daerah memiliki fraksi tersendiri dalam parlemen daerah, ketua fraksi wajib ikut hadir. “Jadi, total ada 15 orang berangkat dari DIY ke Jakarta,” kata Fauzi.

Adapun instruksi yang diedarkan Romahurmuziy ihwal imbauan untuk tak hadir dalam muktamar di Jakarta dinilai pengurus PPP Yogya sebagai instruksi sesat. Sebab, kata Fauzi, Romahurmuziy hanya mementingkan aspek politis agar tetap masuk dalam kabinet pemerintah Joko Widodo dan Koalisi Indonesia Hebat. “Niat pertama kami datang ke muktamar Jakarta adalah mendukung islah antara kubu Suryadharma dan Romahurmuziy. Tapi jika ini diteruskan berkonflik, kami ambil jalan tengah,” katanya.

PPP Yogya mengaku menjadi salah satu tim lobi untuk mewujudkan islah dalam muktamar di Jakarta. Fauzi menuturkan PPP Yogya akan mempertahankan garis koalisi partai sesuai dengan kesepakatan bersama Koalisi Merah Putih.

“Skenario terburuk, jika akhirnya harus pindah koalisi, kami akan meminta sikap itu dikembalikan ke masing-masing DPW, mau tetap atau pindah, sesuai kesejarahan di daerah,” katanya.

Menurut dia, PPP di Kota Yogyakarta jelas sulit berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan karena adanya persoalan kultural sejak lama. Dalam berbagai kampanye, baik pemilu legislatif, kepala daerah, maupun pemilu presiden, massa kedua partai itu kerap bersitegang, bahkan bentrok.

Sekretaris DPC PPP Kabupaten Gunungkidul Muhammad Aziz menyatakan bakal menghadiri muktamar di Jakarta. Namun, untuk memberikan suara dalam pemilihan ketua umum, pihaknya memilih menunggu dulu calon yang disodorkan. “Kami lihat dinamika di sana terlebih dahulu, kami pilih sesuai aspirasi saja,” katanya.

Anggota Fraksi PPP DPRD Yogyakarta, Hasan Widagdo, menuturkan pengurus daerah masih bingung atas munculnya surat penetapan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terhadap kepengurusan baru partai berlambang Ka'bah itu. “Kami belum tahu bagaimana nasib dari surat itu jika nanti hasil muktamar berbeda. Ini membingungkan,” katanya.

PRIBADI WICAKSONO




Baca juga:
Kiper Ini Pecahkan Rekor Dunia Ryan Giggs

Persebaya Kritis, Rahmad Darmawan Tetap Optimistis

Luis Suarez Salah Posisi, Barca Takluk dari Madrid

Kemenag Adakan Deradikalisasi Pendidikan Agama




Berita terkait

Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

2 hari lalu

Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

Sejumlah partai politik mengajukan sengketa Pileg ke MK. Partai Nasdem mendaftarkan 20 permohonan.

Baca Selengkapnya

Mendekati Pilkada 2024, Begini Riuh Kandidat Kuat Sejumlah Parpol

4 hari lalu

Mendekati Pilkada 2024, Begini Riuh Kandidat Kuat Sejumlah Parpol

Mendekati Pilkada 2024, partai-partai politik mulai menyiapkan kandidat yang akan diusung. Beberapa nama telah diisukan akan maju dalam pilkgub.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingatkan Pentingnya Pembenahan Partai Politik

29 hari lalu

Bamsoet Ingatkan Pentingnya Pembenahan Partai Politik

Partai politik memegang peran penting dalam menentukan arah kebijakan negara.

Baca Selengkapnya

Pilihan Amerika Serikat Hanya Punya 2 Partai Politik, Ini Penjelasannya

29 hari lalu

Pilihan Amerika Serikat Hanya Punya 2 Partai Politik, Ini Penjelasannya

Amerika Serikat sebagai negara demokrasi terbesar di dunia memilih dominasi hanya dua partai politik yaiutu Partai Republik dan Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya

PPP Ajukan Gugatan PHPU ke MK: Sebut Hilang Suara di Sejumlah Dapil dan Keyakinan Sandiaga Uno

34 hari lalu

PPP Ajukan Gugatan PHPU ke MK: Sebut Hilang Suara di Sejumlah Dapil dan Keyakinan Sandiaga Uno

PPP resmi mendaftarkan PHPU ke MK. Berikut pernyataan Ketua DPP PPP Achmad Baidowi dan keyakinan Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Prabowo Dinilai Butuh Koalisi Raksasa Usai Penetapan Pemilu 2024, Berikut Jenis-jenis Koalisi

35 hari lalu

Prabowo Dinilai Butuh Koalisi Raksasa Usai Penetapan Pemilu 2024, Berikut Jenis-jenis Koalisi

LSI Denny JA menyatakan Prabowo-Gibran membutuhkan koalisi semipermanen, apa maksudnya? Berikut beberapa jenis koalisi.

Baca Selengkapnya

Alasan PPP Belum Bersikap soal Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024

37 hari lalu

Alasan PPP Belum Bersikap soal Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024

Partai Persatuan Pembangunan menyatakan masih fokus untuk mencermati perolehan suara yang ditengarai terdapat selisih hasil.

Baca Selengkapnya

8 Parpol ke Senayan Penuhi Parliamentary Threshold di Pemilu 2024, Apa Bedanya dengan Presidential Threshold?

37 hari lalu

8 Parpol ke Senayan Penuhi Parliamentary Threshold di Pemilu 2024, Apa Bedanya dengan Presidential Threshold?

PDIP, Golkar, Gerindra, PKB, NasDem, PKS, Demokrat, dan PAN penuhi parliamentary threshold di Pemilu 2024. Apa bedanya dengan Presidential Threshold?

Baca Selengkapnya

Partai Persatuan Pembangunan Tidak Lolos Ambang Batas Parlemen

37 hari lalu

Partai Persatuan Pembangunan Tidak Lolos Ambang Batas Parlemen

Partai Persatuan Pembangunan tidak lolos syarat ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Mengapa bisa terjadi?

Baca Selengkapnya

PPP Sebut Hak Angket Pemilu Cuma Wacana di DPR

37 hari lalu

PPP Sebut Hak Angket Pemilu Cuma Wacana di DPR

Ketua Fraksi PPP Amir Uksara mengatakan belum ada pergerakan untuk menggulirkan hak angket di DPR.

Baca Selengkapnya