Menteri Agama Lukman Hakim, tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 10 Oktober 2014. Setiba di Indonesia Lukman menjelaskan proses pemulangan jemaah haji dari Arab Saudi, serta mengumumkan 126 jemaah haji asal indonesia meninggal dunia di Mekah. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan tak akan menempati rumah dinas menteri di kompleks Widya Chandra. Ia memilih tetap menggunakan rumah pribadinya di bilangan Ragunan, Jakarta Selatan. "Saya memang tidak akan tinggal di sana," ujarnya sesaat sebelum memasuki ruangan kantornya, Rabu, 29 Oktober 2014. (Baca : Jadi Anggota DPR, Harta Lukman Hakim Naik Rp 3 M)
Lukman mengaku tak terlalu mempersoalkan pilihannya meski berdampak pada akses menuju kantor di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Ia yang menumpangi mobil dinas menteri dengan dikawal motor voorijder harus rela bersahabat dengan kemacetan di sejumlah jalan Ibu Kota. (Baca: MenteriLukman Ogah Pake Staf untuk Twitter-an)
Kesulitan itu juga dipicu oleh sikapnya yang tak menginginkan protokoler pengawalan. Jika lazimnya seorang menteri mendapat pengawalan satu mobil dan satu motor, Lukman mengaku hanya membutuhkan satu motor pengawal. "Bapak tidak mau pengawalan yang berlebihan," ujar Brigadir Satu Nanang, polisi pengawal.
Hari ini, mantan Menteri Agama di era Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II itu baru tiba di kantornya sekitar pukul 09.30 WIB setelah menempuh perjalanan selama 40 menit. Ia masih menggunakan mobil dinas menteri sebelumnya, Toyota Royal Saloon dengan pelat B-1528-RFS. Padahal seluruh stafnya sudah beraktivitas sejak pukul 08.00 WIB.
Ini adalah hari kedua Lukman bekerja sebagai menteri di era presiden Joko Widodo. Ia dijadwalkan akan menggelar rapat bersama jajaran pejabat eselon I dan II guna membahas realisasi tujuh program prioritas. Di antaranya program 1.000 doktor dan penyempurnaan database pendidikan dan RUU Perlindungan Umat Beragama.