Polisi menertibkan rombongan konvoi pesilat yang melakukan provokasi saat melintas di Kec. Dolopo, Kab. Madiun, Jatim, (25/11). ANTARA/Fikri Yusuf
TEMPO.CO, Madiun - Kepolisian Resor Madiun Kota, Jawa Timur, melarang murid-murid perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate dari Kabupaten Madiun, Ngawi, Ponorogo, dan Magetan berziarah ke makam dua sesepuh mereka pada 1 Muharam 1436 Hijriah ini. Makam sesepuh sekaligus pendiri Setia Hati Terate berada di Kelurahan Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, dan Kelurahan/Kecamatan Taman, Kota Madiun, selalu didatangi peziarah tiap 1 Suro.
Ziarah ke makam leluhur tersebut merupakan rutinitas tahunan para pendekar Setia Hati Terate. "Larangan kami berlakukan bagi mereka yang konvoi dengan naik sepeda motor protolan (tidak standar) dan tidak memakai helm," Kepala Kepolisian Resor Madiun Kota Ajun Komisaris Besar Farman, Sabtu, 25 Oktober 2014. (Baca berita lainnya: Massa Dua Perguruan Silat Perang Batu di Madiun)
Menurut dia, para pesilat yang mengenakan seragam serba hitam serta menunggang sepeda motor tanpa spion, lampu sein, serta menggunakan knalpot modifikasi itu dihadang di Nglames (akses menuju Kota Madiun dari Kabupaten Madiun), Jiwan (akses masuk kota dari Magetan dan Ngawi), dan Perempatan Te'an (akses masuk kota dari Ponorogo). "Mereka kami minta kembali," ujar Farman.
Menurutnya, larangan tersebut bertujuan menghindari terjadinya kericuhan antara kelompok pesilat dan warga seperti yang sering terjadi selama ini. Sebab, suara bising knalpot mereka mengganggu ketenangan warga dan kerap memicu keributan. Selain polisi, anggota TNI Angkata Darat dan satuan kerja Pemerintah Kota Madiun turut diterjunkan untuk mengantisipasi bentrokan antar-anggota perguruan silat. (Baca: 1 Suro, Polda Jatim Terjunkan 3.000 Personel)
Subari, anggota Setia Hati Terate dari Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, kecewa dengan larangan polisi. Menurut dia, polisi telah menghalang-halangi tradisi ziarah ke makam sesepuh Setia Hati Terate. "Mau nyekar kok tidak boleh, padahal kegiatan itu sudah lama berlangsung," ujarnya.
Ketua Umum Setia Hati Terate Tarmadji Boedi Harsono mengatakan pihaknya tidak mengeluarkan larangan ziarah ke makam sesepuhya. Sebab, kegiatan tersebut merupakan hak dari setiap anggota. "Kami mengimbau agar tidak terjadi gegeran (keributan)," ujarnya. (Baca juga: Kapolda Jatim Damaikan 12 Perguruan Silat)