NasDem: Pimpinan DPR Harus Akomodasi Semua

Reporter

Editor

Budi Riza

Jumat, 24 Oktober 2014 11:28 WIB

Setya Novanto (tengah) bersama Agus Hermanto (kiri) dan Fadli Zon bersiap memulai rapat pimpinan DPR dengan pimpinan fraksi di ruang rapat pansus, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 14 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Fraksi Partai NasDem Syarief Abdullah Alkadire mengatakan fraksinya belum akan menyetor nama-nama wakilnya untuk duduk di sejumlah alat kelengkapan. Sikap itu diambil lantaran pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat tak mampu memecah kebuntuan akibat sistem pengambilan keputusan. "Kami bukannya tidak siap, yang kami inginkan adalah perbaikan sistem," ujarnya ketika dihubungi, Jumat, 24 Oktober 2014.

Pembentukan formasi anggota dan pimpinan alat kelengkapan terganjal perbedaan sikap kubu Prabowo dan Jokowi di parlemen. Kubu Jokowi yang didukung lima fraksi enggan menyerahkan nama-nama wakil mereka yang akan duduk di alat kelengkapan. Sedangkan kubu Prabowo ngotot melanjutkan pembahasan lantaran yakin bisa menempatkan wakilnya untuk merebut semua kursi pimpinan alat kelengkapan. (Baca: DPR Bentuk Badan Legislasi Pekan Depan)

Bagi NasDem, kata Syarief, ketegangan di antara kedua kubu itu muncul karena pimpinan DPR, yang didukung fraksi pendukung Prabowo, enggan mengakomodasi kepentingan semua fraksi di parlemen. Koalisi itu juga melahirkan sistem kartel politik yang hanya mengakomodasi kepentingan satu kubu dengan konsep tirani mayoritas. "Pimpinan DPR itu bukan lagi pimpinan satu golongan tertentu, tapi pimpinan seluruh anggota DPR."

Dampak perseteruan itu tidak hanya berimbas pada pemilihan paket pimpinan DPR dan MPR seperti yang terjadi beberapa waktu lalu. Koalisi Prabowo juga berambisi menyapu bersih semua formasi pimpinan untuk semua alat kelengkapan di DPR. Menurut Syarief, model itu tidak mencerminkan semangat kebersamaan yang dicita-citakan dalam sistem demokrasi Pancasila. "Ini model demokrasi liberal, padahal mereka menolak cara itu."

Syarief berharap kebuntuan itu bisa diatasi pimpinan DPR dengan merangkul seluruh kepentingan fraksi di parlemen. Syarief mengakui NasDem dan fraksi lain pendukung pemerintah bisa menempatkan seluruh wakilnya di kursi pimpinan atau wakil pimpinan alat kelengkapan. "Itu permintaan yang wajar agar jangan ada yang merasa ditinggalkan. Kami ingin DPR ini menjadi rumah bagi kepentingan seluruh rakyat."

RIKY FERDIANTO




Terpopuler:
Depok Jadi Kota Termacet, DPRD: Memang Layak
Polisi Tewas Ditabrak Kereta Punya Istri Hamil
Bogor Disebut Termacet, Bima Arya Protes
Wali Kota Bima Arya Janji Bereskan Kemacetan Bogor

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

7 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

7 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

7 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya