Takut Dijebak, PDIP Emoh Setor Nama Anggota Fraksi  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Kamis, 23 Oktober 2014 20:05 WIB

Ketua DPR, Setya Novanto menyalami anggota dewan sebelum rapat pimpinan DPR dengan pimpinan fraksi di ruang rapat pansus, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 14 Oktober 2014. Rapat tersebut beragendakan pembagian komisi. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP PDI Perjuangan Aria Bima menyebutkan alasan koalisi pendukung presiden Joko Widodo enggan menyerahkan nama anggota fraksi ke kesekretariatan DPR. Memberikan nama anggota PDIP, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hanura, plus Partai Persatuan Pembangunan, kata Aria, adalah jebakan untuk menyetujui pemilihan voting dalam komisi terkait. (Baca: 2 Motif Ini Bikin Jokowi Kirim Surat ke DPR)

"Kami enggak mau dikadali, sistem DPR ini sudah kacau," kata Aria di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2014. Koalisi Jokowi berharap Koalisi Prabowo Subianto tak menyapu bersih alat kelengkapan DPR. Aria beranggapan kinerja DPR sekarang lebih mendorong optimalisasi di komisi. "Saya tak habis pikir kalau dalam pimpinan komisi isinya hanya partai di luar pemerintah." (Baca: Akhirnya, Nama 34 Menteri Kabinet Jokowi Rampung)

Pemilihan pimpinan alat kelengkapan Dewan secara proporsional, kata Aria, mencegah kemacetan dalam sidang komisi dan badan. Maka, sebelum memasukkan nama-nama fraksi pada alat kelengkapan Dewan, Koalisi Jokowi ingin mendapatkan kepastian melalui lobi. Yang isinya sejauh mana pemilihan pimpinan komisi nanti bisa dilakukan secara musyawarah. "Kursi-kursinya bisa kita bicarakan terlebih dulu." (Baca: Rahasiakan Nama Menteri, JK Main Kucing-kucingan)

Kini Koalisi Jokowi sedang melobi agar pembagian pimpinan alat kelengkapan berdasarkan proporsional koalisi. Misalnya, Koalisi Prabowo 60 persen dan Jokowi mendapat 40 persen, bukan pembagian tiap fraksi. Menurut Aria, setiap alat kelengkapan harus ada ketua dan wakil dari kedua unsur koalisi. "Kalau koalisi Jokowi hanya dikasih enam, sisanya ditaruh mana?" Berarti yang sembilan alat kelengkapan enggak ada unsur dari kami." (Baca: Rahasiakan Nama Menteri, JK Main Kucing-kucingan)

Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan Koalisi Jokowi menderita syahwat kekuasaan. Koalisi Jokowi telah menang pada pemilihan presiden 2014. "Kok, ingin juga menguasai parlemen," ucapnya. Bambang menilai langkah koalisi yang tak kunjung menyetorkan nama anggota fraksinya tersebut bertujuan menyandera tugas parlemen. "Pemerintah juga justru tak bisa bekerja." (Baca juga yang lain di sini: Pengumuman Kabinet Tunggu Sinyal DPR)

MUHAMMAD MUHYIDDIN




Berita Terpopuler
KPK: Banyak Calon Menteri Jokowi Bermasalah
PDIP: tanpa Restu Mega, Jangan Mimpi Jadi Menteri
Jokowi Batal Umumkan Kabinet Hari Ini

Berita terkait

Ketahui Hak Prerogatif Presiden, Kapan dan untuk Kepentingan Apa Bisa Digunakan?

30 menit lalu

Ketahui Hak Prerogatif Presiden, Kapan dan untuk Kepentingan Apa Bisa Digunakan?

Presiden Jokowi sebut pemilihan menteri merupakan hak prerogatif Prabowo sebagai presiden terpilih. Apakah pengertiannya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingatkan agar Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS dan PPP Bilang Begini

15 jam lalu

Prabowo Ingatkan agar Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS dan PPP Bilang Begini

PPP menyinggung pengalaman Prabowo di luar pemerintahan sebagai oposisi selama 10 tahun.

Baca Selengkapnya

Draft RUU Penyiaran Larang Penayangan Konten Eksklusif Jurnalisme Investigasi, AJI Sebut Upaya Membungkam Pers

21 jam lalu

Draft RUU Penyiaran Larang Penayangan Konten Eksklusif Jurnalisme Investigasi, AJI Sebut Upaya Membungkam Pers

Sekretaris Jenderal AJI, Bayu Wardhana, meminta agar DPR menghapus pasal bermasalah dalam RUU Penyiaran tersebut.

Baca Selengkapnya

KIP Kuliah Jalur Aspirasi Anggota DPR Dinilai Tak Tepat, Stafsus Presiden Sarankan Ini

1 hari lalu

KIP Kuliah Jalur Aspirasi Anggota DPR Dinilai Tak Tepat, Stafsus Presiden Sarankan Ini

Stafsus Presiden Billy Mambrasar menyarankan sejumlah hal ini guna perbaikan tata kelola KIP Kuliah jalur aspirasi anggota DPR.

Baca Selengkapnya

Stafsus Presiden Minta Hentikan Program KIP Kuliah Jalur Aspirasi Anggota DPR

1 hari lalu

Stafsus Presiden Minta Hentikan Program KIP Kuliah Jalur Aspirasi Anggota DPR

Menurut Billy Mambrasar, DPR sebagai lembaga legislatif seharusnya tidak boleh mengeksekusi program KIP Kuliah.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Sebut Prabowo Sudah Ikut Diskusi untuk RAPBN 2025

1 hari lalu

Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Sebut Prabowo Sudah Ikut Diskusi untuk RAPBN 2025

Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo, menyebut Presiden terpilih Prabowo Subianto sudah dilibatkan dalam diskusi untuk RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Billy Mambrasar: KIP Kuliah Digunakan Anggota DPR untuk Kepentingan Elektabilitas

1 hari lalu

Billy Mambrasar: KIP Kuliah Digunakan Anggota DPR untuk Kepentingan Elektabilitas

Stafsus Presiden Billy Mambrasar mengungkap soal KIP Kuliah jalur aspirasi yang diduga digunakan oleh anggota DPR untuk kepentingan elektabilitas.

Baca Selengkapnya

Penjelasan KPU soal Caleg Terpilih Pemilu 2024 Tak Wajib Mundur Jika Maju Pilkada

1 hari lalu

Penjelasan KPU soal Caleg Terpilih Pemilu 2024 Tak Wajib Mundur Jika Maju Pilkada

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menjelaskan mengenai caleg terpilih Pemilu 2024 yang ingin ikut Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, DPR Sebut Jumlah Kursi Menteri Bisa Bertambah atau Berkurang

1 hari lalu

RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, DPR Sebut Jumlah Kursi Menteri Bisa Bertambah atau Berkurang

Politikus PDIP mengingatkan agar penambahan nomenklatur kementerian tidak sekadar untuk mengakomodasi kepentingan politik.

Baca Selengkapnya

Riza Patria Minta Maaf Kursi DPR Gerindra Berkurang Lima di Jakarta

1 hari lalu

Riza Patria Minta Maaf Kursi DPR Gerindra Berkurang Lima di Jakarta

Kursi anggota DPR Gerindra Jakarta berkurang dari 19 menjadi 14 kursi.

Baca Selengkapnya