Hotel di Yogyakarta Perang Tarif  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 22 Oktober 2014 20:00 WIB

Hotel Jayakarta Yogyakarta

TEMPO.CO, Yogyakarta - Menjamurnya pembangunan hotel di Yogyakarta menyebabkan terjadi perang tarif hotel sehingga Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia menyarankan investor berinvestasi ke kawasan di luar Kota Yogyakarta.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Istijab Danunagoro mengatakan tahun ini terjadi penurunan tingkat hunian hotel sebanyak 10 persen hotel berbintang dan non-bintang dibanding tahun lalu. Penyebabnya, masifnya pembangunan hotel di Yogyakarta. Pada Januari-Agustus 2014, tingkat hunian hotel berbintang sebanyak 54,28 persen. Sedang, tingkat hunian hotel non-bintang 26,18 persen pada periode yang sama.

Dari data Badan Pusat Statistik itu, wisatawan asing sebanyak 120.465 orang dan wisatawan domestik 2.249.293 orang. “Tamu hotel sepi. Setiap tahun tingkat hunian turun,” kata Istijab di Hotel Grand Quality, Yogyakarta, Selasa, 21 Oktober 2014.

Menurut dia, saat ini sudah ada aturan tarif batas bawah dan batas atas hotel untuk mengatasi persaingan tak sehat. Tarif itu bergantung dari kelas hotel, misalnya hotel bintang lima tarif batas bawahnya Rp 500 ribu.

Perang tarif hotel, kata Istijab terjadi kasus per kasus. Dia mencontohkan ketika hotel sepi pengunjung, pengelola secara tertutup melakukan perjanjian dengan tamu untuk negosiasi harga.

Data PHRI menunjukkan saat ini terdapat 68 hotel berbintang dan 1.010 hotel tidak berbintang. Jumlah total kamar hotel berbintang dan tak berbintang di Yogyakarta 20.500 kamar. Padahal saat ini sudah masuk 110 izin pembangunan hotel, 70 di antaranya sudah memperoleh izin.

Investornya di antaranya merupakan pengusaha kayu dan tekstil dari Jakarta, Kalimantan, dan Pekanbaru. Sedang investor asing dari Singapura, Malaysia, Jepang, dan Cina sebanyak 10 persen. “Supaya tidak terpusat di Kota Yogyakarta, investor kami sarankan membangun hotel di kawasan wisata di sekitar Gunungkidul dan Kulon Progo,” kata Istijab.

Pemerintah daerah, kata Istijab, hendaknya menyiapkan insentif untuk pengusaha yang berinvestasi di kawasan wisata. Sebab, mereka harus berjibaku dengan lokasi pantai dan perbukitan yang infrastrukturya belum memadai. Insentif yang diberikan misalnya, kemudahan perizinan dan pembebasan pajak.

Menjamurnya pembangunan hotel di Yogyakarta menyebabkan pengelola hotel non-bintang menjerit. Pemilik Hotel Wilis, hotel non-bintang di Yogyakarta, Aryanto, mengatakan makin sulit menggaet tamu. “Kami kerap tekor karena biaya operasional tinggi,” katanya.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

VoA 7 Hari Tak Kunjung Ditetapkan Kemenkeu, Target Kunjungan Wisman ke Kepri akan Diturunkan

1 hari lalu

VoA 7 Hari Tak Kunjung Ditetapkan Kemenkeu, Target Kunjungan Wisman ke Kepri akan Diturunkan

Visa on Arrival 7 hari ini sangat penting untuk mengejar target kunjungan turis ke Kepri

Baca Selengkapnya

ASITA Gelar Munas di Batam, Diharapkan Berikan Inovasi Baru Pariwisata

1 hari lalu

ASITA Gelar Munas di Batam, Diharapkan Berikan Inovasi Baru Pariwisata

Munas ASITA yang ke-13 ini dapat melahirkan terobosan-terobosan baru dalam memajukan industri pariwisata di Indonesia

Baca Selengkapnya

Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif

2 hari lalu

Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif

Mastercard Economics Institute mendalami sejumlah industri pariwisata di 74 negara.

Baca Selengkapnya

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

5 hari lalu

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

Sandiaga Uno menyebut banjir Sumbar turut berdampak ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Masa Jabatan Hampir Berakhir, Apa Rencana Sandiaga Uno Selanjutnya?

5 hari lalu

Masa Jabatan Hampir Berakhir, Apa Rencana Sandiaga Uno Selanjutnya?

Masa jabatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno tersisa lima bulan lagi. Ini rencana dia.

Baca Selengkapnya

Jepang Perkenalkan Pemesanan Online untuk Mendaki Gunung Fuji

5 hari lalu

Jepang Perkenalkan Pemesanan Online untuk Mendaki Gunung Fuji

Sistem pemesanan online untuk jalur paling populer Gunung Fuji diumumkan pada Senin 13 Mei 2024 oleh otoritas Jepang

Baca Selengkapnya

Pertama Digelar, Natuna Geopark Marathon 2024 Diikuti 840 Peserta dari Dalam dan Luar Negeri

5 hari lalu

Pertama Digelar, Natuna Geopark Marathon 2024 Diikuti 840 Peserta dari Dalam dan Luar Negeri

Natuna yang masuk dalam daftar Geopark Nasional akan memfokuskan diri dalam kegiatan-kegiatan sport tourism.

Baca Selengkapnya

Bupati Natuna Akui Harga Tiket ke Natuna Mahal, Promosi Pariwisata Harus Digencarkan

5 hari lalu

Bupati Natuna Akui Harga Tiket ke Natuna Mahal, Promosi Pariwisata Harus Digencarkan

Event olahraga lari yang diadakan pertama kali di Natuna, Natuna Geopark Marathon 2024, akan membantu meningkatkan pariwisata.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

7 hari lalu

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) membeberkan bagaimana ramainya kapal pesiar yang bersandar di pelabuhan yang dikelolanya belakangan ini.

Baca Selengkapnya

11 Orang Tewas dalam Kecelakaan Bus Pariwisata Terguling di Subang, Kemenhub: Bus Tidak Punya Izin Angkutan

7 hari lalu

11 Orang Tewas dalam Kecelakaan Bus Pariwisata Terguling di Subang, Kemenhub: Bus Tidak Punya Izin Angkutan

Kemenhub angkat bicara soal kecelakaan bus pariwisata di Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya