TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Bidang Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch, Donal Fariz, mengatakan kerja Jokowi-Jusuf Kalla dalam menyusun kabinet, yang melibatkan KPK dan PPATK harus didukung.
"Ini menjadi ikhtiar Jokowi yang positif di awal pemerintahannya," kata Donal saat diskusi Menyambut Pemerintahan Jokowi-JK di Taman Ria Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 21 Oktober 2014. (Baca: PDIP: PPP Dapat Jatah Menteri Kabinet Jokowi)
Dengan melibatkan KPK dan PPATK, siapa menteri selanjutnya akan dilihat dari segi hukum dan korupsi. "Karena Jokowi pasti tidak mengetahui rekam jejak seluruh calon menterinya," kata Donal. Tidak mengetahui rekam jejak keuangan atau apakah calon menteri ini sedang terkait dengan kasus korupsi atau tidak.
Akan tetapi menurut Donal, tugas selanjutnya Jokowi-JK adalah memastikan kembali calon menterinya setelah hasil dari KPK dan PPATK keluar. "Jangan nanti nama menteri yang ternyata kena zona merah tapi tetap dipilih," ujar Donal. "Harus konsisten tidak akan memilih yang ada indikasi korupsi." (Baca: Liputan Time, Ini Alasan Jokowi Jadi Pemimpin)
Karenanya Donal mengatakan sebaiknya Jokowi-JK menunda pengumuman kabinetnya. "Biarkan Jokowi fokus dan menelaah kembali nama-nama menteri," kata Donal.
Penundaan pengumuman kabinet, menurut Donal, tidak masalah karena Jokowi-JK mempunyai waktu selama 14 hari setelah pelantikan. "Manfaatkan waktu tersebut sehingga hasilnya maksimal," ujar Donal. (Baca: Presiden yang Tercepat dan Terlama Umumkan Kabinet)
ODELIA SINAGA
Berita Terpopuler
Surat Terbuka Anas Urbaningrum untuk Jokowi
Misteri Amien Rais yang Absen di Pelantikan Jokowi
'Amien Rais Tidak Peduli Agenda Kebangsaan'
Berita terkait
Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru
7 hari lalu
Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.
Baca SelengkapnyaICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor
18 hari lalu
Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri
Baca SelengkapnyaRemisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012
21 hari lalu
Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.
Baca SelengkapnyaReaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur
22 hari lalu
Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?
Baca SelengkapnyaAwal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman
25 hari lalu
tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?
Baca SelengkapnyaWacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?
26 hari lalu
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut adanya kemungkinan KPK dan Ombudsman akan digabung.
Baca SelengkapnyaKorupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu
26 hari lalu
ICW meminta Kejaksaan Agung tak hanya mengejar pelaku secara personal, tapi korporasi dalam kasus korupsi di kawasan IUP PT Timah.
Baca SelengkapnyaInformasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap
27 hari lalu
Wakil Ketua KPK mengatakan, hanya orang-orang yang sial saja yang terkena OTT
Baca SelengkapnyaICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas
28 hari lalu
Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.
Baca SelengkapnyaMantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi
32 hari lalu
ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan
Baca Selengkapnya