TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa, 51 tahun, mengaku sisa masa jabatannya di Kabinet Indonesia Bersatu yang hanya beberapa hari digunakannya untuk konsolidasi di dalam Kementerian.
"Urusan sehari-hari dari kebijakan luar negeri tidak berhenti sampai di detik-detik terakhir," kata pria bernama lengkap Raden Mohammad Marty Muliana Natalegawa itu saat ditemui Tempo di ruang kerjanya, Kamis, 16 Oktober 2014. "Life goes on in terms of foreign policy. Masalah politik luar negeri harus kita kelola terus, tidak boleh ada kevakuman."
Marty terpilih sebagai Menteri Luar Negeri menggantikan Hassan Wirajuda dalam pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di masa jabatan kedua pada 22 Oktober 2009. Bergabung di Kementerian Luar Negeri sejak berusia 22 tahun, dia mengaku bersyukur telah berhasil menuntaskan masa tugasnya. (Baca juga: Tim Transisi Temui Menteri Marty Natalegawa)
"Saya betul-betul mensyukuri sudah bekerja di Kemlu. Meskipun saya tidak dibayar sekalipun, saya sebagai pejabat di Kemlu sudah merasa luar biasa," kata mantan Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa 2007-2009 di New York itu.
Sebagai pribadi, dia menyatakan tidak kesulitan dalam penyesuaian, baik sebelum maupun sesudah menjabat. "I never take myself seriously, I take my work seriously, jadi apa pun tugas saya dari dulu dan sekarang saya bertindak dan berperilaku dari awal, saya nggak merasa harus ada penyesuaian," kata ayah satu putri, Annissa, dan dua putra, Anantha dan Andreyka, tersebut.
"Karena sebagai menteri pun saya bersama keluarga, bersama istri do my daily chores (melakukan tugas sehari-hari) seperti ke supermarket, jadi saya tidak perlu penyesuaian, karena itu yang membuat saya lebih membumi," papar suami dari Sranya Bamrumphong, putri mantan diplomat senior Thailand itu.
Selain konsolidasi, Marty juga mengaku sudah bersiap-siap berkemas untuk pindah dari kediaman dinas di Widya Chandra. "Kami semua sudah berkemas, setelah tugas dari Bali Democracy Forum, meskipun aturannya dari Setneg 30 hari setelah masa tugas selesai harus mengosongkan rumah dinas. Tetapi lebih cepat lebih baik," katanya.
NATALIA SANTI
Berita Lainnya:
Jokowi Jadi Cover Majalah Time
Siapa Andika Perkasa, Komandan Paspampres Jokowi?
Jokowi Hapus Pos Wamen, Ini Respons Denny Indrayana
Belasan Kepala Negara Akan Sambut Jokowi di Istana
Kunjungi Mal Mewah, Menteri Lutfi Curhat Soal Gaji
Berita terkait
Sosok Hossein Amirabdollahian Menteri Luar Negeri Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter Bersama Presiden Iran
11 jam lalu
Hossein Amirabdollahian kuliah S1 dan S2 di jurusan hubungan internasional. Pada Agustus 2021, dia dipercaya menduduki jabatan menteri luar negeri
Baca SelengkapnyaHelikopter Bell 212 yang Tewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi Sering Kecelakaan, Ini Spesifikasinya
11 jam lalu
Spesifikasi Bell 212, helikopter yang ditumpangi Presiden Iran Ebrahim Raisi saat kecelakaan helikopter hingga tewas pada Minggu 19 Mei 2024
Baca SelengkapnyaBREAKING NEWS: Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter
16 jam lalu
Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Iran meninggal dalam kecelakaan helikopter yang mereka tumpangi.
Baca SelengkapnyaIsrael Ancam Serang Rafah, Uni Emirat Arab Rasakan Ketegangan Meningkat
2 hari lalu
Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab memperingatkan adanya peningkatan ketegangan di Timur Tengah menyusul meluasnya invasi tentara Israel ke Rafah.
Baca SelengkapnyaSeputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir
3 hari lalu
Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Bogor untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negar
Baca SelengkapnyaWakil Menteri Luar Negeri Soroti 5 Hal Ini dalam Pertemuan UNCTAD
5 hari lalu
Wakil Menteri Luar Negeri mengingatkan negara berkembang mengimbau negara berkembang tingkatkan kerja sama karena ada persaingan geopolitik
Baca SelengkapnyaMenteri Luar Negeri Spanyol Minta Israel Jangan Serang Rafah
6 hari lalu
Menteri Luar Negeri Spanyol mendesak Israel agar menghentikan operasi militernya di Rafah karena di sana ada ribuan warga sipil
Baca SelengkapnyaIndonesia dan Papua Nugini Sepakat Memperkuat Kerja Sama
11 hari lalu
Retno marsudi mengapresiasi Papua Nugini (PNG) karena telah membangun hubungan yang kuat dengan Indonesia.
Baca SelengkapnyaRetno Marsudi Kunjungan Kerja ke SD Wutung di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini
11 hari lalu
Retno Marsudi menjelaskan SD Wutung di kawasan perbatasan RI-Papua Nugini milik Papua Nugini, namun direnovasi dengan bantuan Indonesia
Baca SelengkapnyaIndonesia Siapkan 4 Proyek di Papua Nugini, Revitalisasi Sekolah hingga Beasiswa PNS
11 hari lalu
Pemerintah Indonesia tahun ini menyiapkan empat proyek untuk pembangunan negara tetangganya, Papua Nugini.
Baca Selengkapnya