Sejumlah anggota Basarnas mengevakuasi korban kapal tenggelam ke Kapal Negara 225 Basarnas di Pelabuhan Raas, Sumenep, Jawa Timur, Rabu 8 Oktober 2014. ANTARA/Seno
TEMPO.CO,Situbondo - Pencarian korban tenggelamnya kapal motor Jabal Nur hingga hari keenam atau Ahad, 12 Oktober 2014, telah mengevakuasi 30 orang. Dengan demikian, masih ada 21 korban yang belum berhasil ditemukan.
Dua korban tambahan yang ditemukan kemarin dan hari ini adalah Riskiyah dan Murahem. Keduanya ditemukan di perairan sekitar Pulau Raas dalam kondisi tak bernyawa. "Berarti 22 korban meninggal dan delapan orang selamat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Situbondo Zainul Arifin. (Baca berita lainnya: Soekarwo Kunjungi Keluarga Korban Kapal Jabal Nur)
Tim gabungan yang terdiri atas Badan SAR Nasional, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Situbondo, Satuan Polisi Perairan Situbondo, dan TNI Angkatan Laut melakukan pencarian korban sejak Selasa, 7 Oktober lalu. Mereka menggunakan kapal SAR 225 dan sejumlah perahu karet.
Kordinator tim gabungan, Rudi Prahara, mengatakan pencarian korban akan dilakukan hingga hari ketujuh atau Senin, 13 Oktober 2014. Namun waktu pencarian bisa diperpanjang sesuai dengan kondisi di lapangan. "Kami menunggu evaluasi," kata Rudi. (Baca: 3 Hari di Laut Lepas, Ini Cerita Korban Jabal Nur)
Kapal motor Jabal Nur mengangkut 51 orang dalam rombongan calon pengantin pria dari Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, Madura. Mereka menuju Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali, untuk melangsungkan pernikahan.
Kapal yang dinakhodai Munib itu berangkat dari Raas pada Senin, 6 Oktober 2014, pukul 09.00 WIB. Namun, sekitar pukul 15.00, kapal berkapasitas 60 orang itu pecah dihantam ombak lalu karam di Pulau Takat Mas, Situbondo.(Baca juga: Calon Pengantin Perahu Jabal Nur Belum Ditemukan)
