Penderita Gangguan Jiwa Masih Banyak Dipasung

Reporter

Jumat, 10 Oktober 2014 21:08 WIB

TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Malang--Mayoritas penderita gangguan jiwa berat atau orang dengan skizofrenia (ODS) ditangani dengan tindakan pemasungan. Pemasungan sebenarnya melanggar hak asasi manusia. Hal ini terjadi akibat ketidaktahuan masyarakat dalam menangani mereka.

Direktur Rumah Sakit Jiwa dr Radjiman Wediodiningrat (RSJ Lawang) Bambang Eko Sunaryanto mengatakan, dalam tiga bulan terakhir RSJ Lawang menerima laporan 12 kasus pemasungan atas diri penderita skizofrenia. Pihak keluarga kemudian membawa ODS ke RSJ Lawang dan Rumah Sakit Umum Sjaiful Anwar di Kota Malang serta RSJ Menur dan Rumah Sakit Umum dr Soetomo di Surabaya untuk ditangani.

"Di Sjaiful Anwar dan RSUD Soetomo ada psikiater yang khusus menangani penderita gangguan jiwa. Kami yakin jumlah orang yang dipasung lebih banyak dari laporan yang kami terima," kata Eko kepada Tempo seusai peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Jumat, 10 Oktober 2014. (Baca juga: Pasien Sakit Jiwa di Jakbar Boleh Ikut Pilpres)


Sebagai pembanding, menurut Eko, di wilayah Kabupaten Malang sempat muncul 81 kasus pemasungan atas diri orang dengan skizofrenia yang dilakukan keluarganya. Namun, dengan berbagai pendekatan, akhirnya kini jumlah ODS yang dipasung berkurang dan tinggal sekitar 30 kasus. Selebihnya dilepas karena mereka terbukti mengalami gangguan jiwa tanpa risiko.

Dalam banyak kasus, keluarga lebih suka memasung ketimbang membawa ODS ke rumah sakit lantaran khawatir membahayakan dirinya sendiri dan orang lain. Pemasungan dilakukan karena keluarga malu punya ODS yang dianggap oleh masyarakat sebagai aib. (Baca: 764 Orang Gila Dipasung di Jatim)


"Pemahaman yang ditindaklanjuti dengan pemasungan itu sebuah kekeliruan. Masyarakat memang harus terus diedukasi bahwa tidak semua gangguan jiwa itu berbahaya. Pemahaman yang paling keliru adalah menyamakan ODS dengan orang gila dan mengaitkannya dengan hal-hal supranatural," kata Eko.

RSJ Lawang sendiri kini merawat sekitar 609 pasien atau 87 persen dari kapasitas 700 tempat tidur. Mayoritas pasien berasal dari Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Blitar, Kediri, Tulungagung, dan Trenggalek.
Umumnya mereka berprofesi sebagai petani, pekerja serabutan, dan ibu rumah tangga. Rata-rata penyebab mereka dikirim ke rumah sakit jiwa karena masalah kemiskinan.

Dokter Yuniar Sunarko, Kepala Bidang Pelayanan Medik merangkap Kepala Instalasi Psikogeriatri menambahkan, pasien yang ditangani RSJ Lawang dibagi dalam dua kelompok, yakni orang dengan masalah kejiwaan (OMDK) dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Pengelompokan ini berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa. Dari seluruh pasien, memang ODGJ yang terbanyak. (Baca pula: Pamekasan Hapus Anggaran untuk Orang Gila)



ABDI PURMONO


Advertising
Advertising


Terpopuler


Berita terkait

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

2 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

7 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

10 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.

Baca Selengkapnya

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

16 Februari 2024

Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

Adhy menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang berakhir masa jabatannya pada 13 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

16 Februari 2024

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.

Baca Selengkapnya

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

14 Februari 2024

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

Apa saja layanan psikologis yang disediakan sejumlah rumah sakit melayani para caleg stres dan depresi akibat gagal dalam Pileg 2024?

Baca Selengkapnya

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

13 Februari 2024

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

Psikiater menuturkan gangguan mental setelah Pemilu 2024 dapat memperparah kondisi pemilik komorbid. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

8 Februari 2024

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

Menjelang Pemilu 2024, beberapa kota termasuk DKI Jakarta dan Cianjur sediakan layanan kesehatan jiwa bagi caleg stres karena gagal terpilih.

Baca Selengkapnya