TEMPO Interaktif, Jakarta:Jenazah Siti Masitoh, Tenaga Kerja Indonesia yang meninggal dunia di Kuwait, tiba di Jakarta siang ini (21/5). Setibanya di Jakarta, jenazah langsung diberangkatkan menuju Solo, Jawa Tengah untuk dikebumikan di Ponorogo, Jawa Timur. "Rencananya dari Solo langsung ke Ponorogo," kata Anis Hidayah dari Perhimpunan Indonesia untuk Buruh Migran Berdaulat (Migrant Care).Menurut Anis, Migrant Care mendampingi keluarga korban untuk mendapatkan hak-hak Siti. Sebabnya, kata Anis, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kuwait maupun Departemen Luar Negeri RI belum memberikan informasi resmi kepada keluarga korban. "Kami juga beberapa kali minta tanggapan ke Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tapi belum ada respon," lanjutnya.Anis menjelaskan, selain informasi resmi, ada hal lain yang perlu ditindaklanjuti kepada pemerintah. Yakni gaji Siti, kata Anis, sejak bekerja pada majikannya yang pertama, belum pernah dibayarkan. Majikan keduanya pun belum lunas membayarkan gaji Siti. Selain itu asuransi kematian Siti juga belum diklaim. "Padahal pemerintah harusnya otomatis memberikan asuransi itu," keluh Anis.Anis mengungkapkan, korban sejak tiba di Kuwait, tidak membawa satupun penyakit yang cukup serius. Maka, ketika mendapat kabar bahwa Siti meninggal akibat stroke, keluarga korban terkaget-kaget. "Mengenai visum, kami masih mencoba mendiskusikannya dengan pihak keluarga," kata Anis.Ibnu Rusydi
Berita terkait
Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi
1 hari lalu
Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.
Baca SelengkapnyaRetno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah
5 hari lalu
Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI
Baca SelengkapnyaHadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal
7 hari lalu
McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
8 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaEkonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS
9 hari lalu
Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.
Baca SelengkapnyaTerkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara
10 hari lalu
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
11 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.
Baca SelengkapnyaHarga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda
13 hari lalu
Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.
Baca SelengkapnyaEkonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan
14 hari lalu
Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.
Baca SelengkapnyaKonflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM
14 hari lalu
PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.
Baca Selengkapnya
