TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah membantah kabar bahwa DPR memiliki agenda untuk memakzulkan pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla. "Tidak perlu khawatir, sebab tidak ada yang akan menjegal pemerintah," kata Fahri di Jakarta, Rabu, 8 Oktober 2014. (Baca: Rupiah Melemah, Jokowi Kritik DPR)
Menurut Fahri, yang juga politikus Partai Keadilan Sejahtera, itu pemakzulan presiden bukanlah langkah yang mudah. Undang-undang menyebut usulan untuk melengserkan presiden harus diawali dengan hak angket untuk menguji 12 kategori pelanggaran. Proses itu juga harus dilanjutkan dengan hak menyatakan pendapat dan diuji oleh Mahkamah Konstitusi.
Proses itu, kata Fahri, juga memberi ruang bagi pemerintah untuk menyatakan pembelaannya. Bahkan, kalau pun dinyatakan bersalah oleh MK, keputusan tersebut harus disikapi oleh Majelis Permusyawaratan rakyat lewat sidang istimewa dengan syarat dukungan dari legislator yang tidak sederhana. (Baca: PDIP Serang Balik Hashim Soal Jokowi)
Menurut Fahri, yang partainya bergabung dalam koalisi Prabowo Subianto, koalisi Jokowi tidaklah perlu khawatir dengan konstelasi politik yang berkembang di DPR/MPR. Kemenangan koalisi Prabowo saat mengambil kursi pimpinan merupakan proses yang wajar dalam sistem demokrasi. "Ini sejalan dengan check and balances."
Fahri juga meminta agar pemerintahan Jokowi untuk fokus menyusun kabinet profesional. Jokowi pun tak perlu khawatir jika ada UU yang tidak sejalan dengan sikapnya lantaran presiden memiliki kewenangan mengeluarkan perpu. "Bahkan kalau APBN ditolak, pemerintah bisa menggunakan APBN tahun sebelumnya. Jadi tak usah paranoid," katanya. (Baca: Pendukung Waspadai Hambatan Pelantikan Jokowi)
RIKY FERDIANTO
Baca juga:
Pria Bunuh Diri di Menara BCA, Ini Identitasnya
PPP: PKS Tak Mau Mengalah Soal Wakil Ketua MPR
Incar Kursi Pimpinan MPR, PPP Membelot ke Koalisi Jokowi
PPP: 60 Persen Kaki Kami di Koalisi Jokowi
Zulkifli Hasan, Ketua MPR Periode 2014-2019
Berita terkait
Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
2 jam lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaKPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR
1 hari lalu
KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.
Baca SelengkapnyaSaid Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029
2 hari lalu
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini
2 hari lalu
KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020
Baca SelengkapnyaReaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah
2 hari lalu
DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Baca SelengkapnyaTolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS
2 hari lalu
Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.
Baca SelengkapnyaDitolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi
3 hari lalu
Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPartai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu
3 hari lalu
Waketum Partai Gelora Fahri meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaGerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok
3 hari lalu
Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.
Baca SelengkapnyaPeneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya
4 hari lalu
PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.
Baca Selengkapnya