Pendidikan Diminta Akomodir Penganut Kepercayaan  

Reporter

Selasa, 7 Oktober 2014 10:53 WIB

Seseorang berdiri di umbu depan Gereja Marapu. Prai Injing atau kampung Marapu adalah salah satu kampung tertua di seputar Waikabubak, kota Kabupaten Sumba Barat, NTT. Kampung ini disebut Marapu karena warganya menganut kepercayaan Marapu. TEMPO/Jhon Seo

TEMPO.CO, Semarang - Para penganut kepercayaan di Jawa Tengah meminta pemerintah untuk mengakomodir pendidikan mengenai penganut kepercayaan. Selama ini penganut kepercayaan sama sekali tak diakomodir dalam pendidikan agama. Sesuai aturan, penganut kepercayaan belum diakui keberadaannya oleh negara.

Ketua Penganut Penghayat Kepercayaan Maneges Kabupaten Tegal M. Rosa menyatakan keturunan penganut penghayat kepercayaan tidak mendapat pendidikan sesuai yang diyakininya di sekolah negeri. "Karena pendidikan bagi anak-anak keturunan penghayat kepercayaan tidak ada payung hukumnya," kata Rosa di Semarang, Selasa, 7 Oktober 2014.

Sesuai aturan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.

Rosa menyatakan selama ini anak-anak penganut kepercayaan tidak diajar oleh guru penganut kepercayaan, tapi dididik oleh guru agama. Padahal, guru agama tersebut belum tentu memahami penganut kepercayaan. Seharusnya, kata Rosa, dalam aturan sistem pendidikan nasional juga menyatakan pendidikan untuk penghayat harus diajarkan oleh guru penghayat.

Rosa menyatakan selama ini anak-anak penganut kepercayaan mendapatkan pendidikan agama resmi dari pemerintah, bukan ajaran tentang kepenghayatan. Pemerintah perlu memperhatikan kepercayaan asli lokal yang banyak dianut beberapa kelompok penghayat. "Maka perubahan sistem pendidikan agama harus dilakukan," kata Rosa.

Ia berharap pemerintahan baru nanti dengan Presiden dan Wakil Presiden RI Joko Widodo-Jusuf Kalla bisa mengakomodir pendidikan penghayatan dalam pendidikan di sekolah.

Penganut Penghayat Jawa Jawata, Asworo Palguno, mengatakan diskriminasi terhadap anak didik yang menganut aliran kepercayaan masih banyak terjadi. Ia mencontohkan anaknya yang sekolah mendapatkan ejekan dari temannya gara-gara menganut aliran kepercayaan. Kolom agama di identitas anaknya juga harus dikosongkan gara-gara penganut kepercayaan dianggap bukan menganut salah satu agama yang diakui pemerintah Indonesia.

ROFIUDDIN


Baca juga:
Gerindra Dukung Ahok Jadi Gubernur DKI, Asal...
HUT TNI, Surabaya Dijaga Ketat
ISIS Terus Gempur Perbatasan Suriah-Turki
PDIP Dianggap Sombong, Gerindra Ogah Koalisi


Berita terkait

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

7 jam lalu

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

6 hari lalu

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

Ritual sumpah jabatan, yang akan dilakukan Prabowo dan Gibran pertama kali dilakukan pada ribuan tahun lalu. Ini sosok yang mencetuskannya

Baca Selengkapnya

Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

40 hari lalu

Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

Narsisis spiritual akan menggunakan ajaran agama dengan maksud membuat orang memenuhi keinginannya atau menyalahkan tindakan orang lain.

Baca Selengkapnya

Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

27 Februari 2024

Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

Rencana Yaqut Cholil Qoumas menjadikan KUA sebagai sentral pelayanan keagamaan mendapat berbagai respons.

Baca Selengkapnya

Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

27 Februari 2024

Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan, mengatakan rencana KUA jadi tempat pernikah semua agama harus dituangkan dalam PP atau Perpres.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

29 Januari 2024

Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

Ada beberapa agama tertua di dunia, di antaranya adalah Buddha dan Hindu. Agama ini sudah muncul sekitar 1.500 SM. Berikut sejarahnya.

Baca Selengkapnya

Ketua Fraksi PAN Ungkap Video Zulhas yang Bilang Orang-orang Tak Lagi Ucap Amin saat Salat Disalahartikan

20 Desember 2023

Ketua Fraksi PAN Ungkap Video Zulhas yang Bilang Orang-orang Tak Lagi Ucap Amin saat Salat Disalahartikan

Ketua Fraksi PAN menyatakan tak ada sedikit pun niat Zulhas melecehkan agama.

Baca Selengkapnya

10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

10 November 2023

10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

Berikut daftar 10 agama terbesar di dunia 2022 berdasarkan jumlah pengikutnya, pertama Kristen

Baca Selengkapnya

UIN Jakarta Undang 64 Peneliti Dalam & Luar Negeri Bicara Agama, Sains & Teknologi

6 November 2023

UIN Jakarta Undang 64 Peneliti Dalam & Luar Negeri Bicara Agama, Sains & Teknologi

Forum ICONIST 2023 kumpulkan penelitia dalam dan luar negeri bahas relevansi agama menghadapi kecanggihan teknologi dan perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Semua Kalangan Diundang ke Aksi Bela Palestina Besok, MUI: Tidak Usah Pikir Agama

4 November 2023

Semua Kalangan Diundang ke Aksi Bela Palestina Besok, MUI: Tidak Usah Pikir Agama

Aksi Bela Palestina untuk menyuarakan kepada dunia bahwa masyarakat Indonesia menolak dan mengecam segala bentuk penjajahan oleh Israel.

Baca Selengkapnya