TEMPO.CO, Jakarta - Agenda pemimpin partai oposisi Malaysia, Pakatan Rakyat Anwar Ibrahim, bertemu dengan wakil presiden terpilih Jusuf Kalla batal. Jadwal acara JK sangat padat hingga Kamis tengah malam kemarin. (Baca: Kasus Sodomi, Anwar Ibrahim Kembali ke Pengadilan)
"Saya berkesempatan malam tadi bersama Bapak Jusuf Kalla yang akan menjabat wakil presiden. Tapi secara teknis tak sempat bersama malam tadi, karena dia sampai agak lewat malam," kata kata Anwar di Hotel Crown, Jakarta, Jumat, 3 Oktober 2014. (Baca: Kasus Sodomi, Anwar Ibrahim Ditolak Masuk Jepang)
Anwar menjelaskan agendanya bertemu dengan Jusuf Kalla adalah seputar kerja sama antara Indonesia-Malaysia-Australia. Misalnya tentang upaya ketiga negara tersebut mengatasi tantangan kebebasan menyokong demokrasi. (Baca: Anwar Ibrahim Akui Berkunjung ke Gereja)
Dalam kunjungan singkatnya ke Jakarta, Anwar juga bertemu dengan beberapa politikus di Senayan yang baru saja dilantik kemarin. Seperti Airlangga Hartanto dari Partai Golkar dan Edy Gunawan dari Partai Kebangkitan Bangsa. Dan masih ada beberapa politikus yang tak ia sebut.
Anwar yang saat ini sedang menghadapi tudingan makar dari pemerintah Malaysia karena pidatonya "Lawan Negara" pada 2011, mengaku bangga dengan perkembangan demokrasi dan kebebasan di Indonesia. Ia ingin mengajak Australia dan Indonesia mengkampanyekan kebebasan dalam demokrasi.
FEBRIANA FIRDAUS
Berita Terpopuler
Diboikot DPR, 4 Kekuatan Besar Dukung Jokowi
Pemilihan Pimpinan DPR Tergesa-gesa, Fahri Hamzah: Demi Jokowi
Pimpinan DPR Dikuasai Pro-Prabowo, Puan: Zalim
Berita terkait
Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel
43 menit lalu
Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham
10 hari lalu
Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.
Baca SelengkapnyaGilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk
12 hari lalu
Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.
Baca SelengkapnyaDigagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina
14 hari lalu
Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.
Baca SelengkapnyaDua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong
14 hari lalu
"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang
25 hari lalu
Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.
Baca SelengkapnyaRekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK
25 hari lalu
Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto
26 hari lalu
Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.
Baca SelengkapnyaUsai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok
26 hari lalu
Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaLebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK
26 hari lalu
Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.
Baca Selengkapnya