Petani Eks Tapol Gelar Rembuk Ketahanan Pangan

Reporter

Kamis, 2 Oktober 2014 06:44 WIB

Sejumlah korban/keluarga tragedi kemanusiaan 1965/1966 melakukan aksi damai di gedung Komnas HAM, Jakarta, Selasa (8/5). Mereka mendesak sidang paripurna untuk mengumumkan segera hasil penyelidikan peristiwa 1965/1966 terbuka. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Blitar: Sejumlah petani di Blitar, Jawa Timur, yang juga mantan tahanan politik Partai Komunis Indonesia menggelar rembuk bersama dengan aktivis pondok pesantren dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Mereka membahas teknik bercocok tanam demi kedaulatan pangan sebagai bentuk rekonsiliasi bangsa.

Pertemuan yang berlangsung malam ini, Selasa, 1 Oktober 2014, di sekretariat The Post Institute, Jalan Muradi, yang berdekatan dengan Istana Gebang diprakarsai oleh aktivis HAM Blitar. Mengusung tema memperkuat rekonsiliasi bangsa melalui ketahanan pangan, para aktivis berharap proses rekonsiliasi dengan korban gerakan 30 September bisa bergeser ke wilayah pertanian yang menjadi pekerjaan mereka sehari-hari. "Kita tak lagi bicara politik, tapi ril soal pertanian" kata Arif Aidit, aktivis The Post Institute yang memprakarsai rembuk bersama itu.

Menurut Arif, para korban peristiwa 1965 yang sebagian besar berprofesi sebagai petani masih kerap mengalami kesulitan dalam pekerjaan mereka. Karena itu dia menilai perlunya transformasi pengetahuan bercocok tanam untuk membangun pemberdayaan mereka secara ekonomi. Sebab selama ini kehidupan mereka sebagai petani di daerah terpencil telah mengisolasi dari perkembangan teknologi pertanian.

Selain menghadirkan tokoh pesantren dari Tebuireng Jombang dan Komnas HAM, acara itu juga dihadiri petugas penyuluh lapangan pertanian. Sehingga diharapkan para korban 30 September ini tak lagi menghadapi diskriminasi. "Sebab mereka sudah menjalani pemiskinan pasca-peristiwa 65," kata Arif.

Sukiman, mantan anggota Barisan Tani Indonesia yang merupakan underbow PKI mengaku senang dengan acara ini. Dia juga menilai gerakan pembangunan sektor agraria merupakan bentuk rekonsiliasi yang efektif. "Kami juga bisa berperan membangun ketahanan pangan nasional," katanya.

Sukiman juga berharap pemerintah bisa membantu menyelesaikan persoalan pertanian yang dihadapi pada petani di Blitar Selatan yang tengah menghadapi kekeringan. Di kawasan itu banyak sekali eks tapol yang kini bekerja menjadi petani. Mereka telah hidup rukun dengan masyarakat Nahdliyin dan membangun masjib bersama-sama.

Direktur The Post Institute Mawan mengatakan para petani bisa mengkonsultasikan kendala pertanian mereka kepada penyuluh lapangan di acara ini. Sehingga ketika pulang ke kampung mereka bisa menularkan ilmu pertanian ke sesama warga eks tapol. Sebab seharusnya negara memberi mereka kompensasi kerugian ekonomi pascapembantaian massal tahun 65.

HARI TRI WASONO

Baca juga:

Pejabat Bank Mutiara Jadi Sekper Bank Mandiri

Demokrat Ngotot Pemilihan Ketua DPR Malam Ini

Untuk Kesehatan, Risma Tertibkan Data Warga Miskin

SBY Klaim Jokowi Tawarkan Demokrat Bergabung






Berita terkait

AS Bebaskan Sekutu Presiden Venezuela dengan Imbalan Pembebasan Tahanan Warga Amerika

21 Desember 2023

AS Bebaskan Sekutu Presiden Venezuela dengan Imbalan Pembebasan Tahanan Warga Amerika

Venezuela dan Amerika Serikat melakukan pertukaran tahanan seiring menurunnya ketegangan kedua negara.

Baca Selengkapnya

10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

10 Desember 2023

10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

Peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia ke-75 menghadirkan tema dan konsep berbeda di Indonesia, berikut ini tema dan isi deklarasinya.

Baca Selengkapnya

Putusan MK Batas Usia Capres-Cawapres Sebut-sebut Nama Sutan Sjahrir, Begini Profilnya

17 Oktober 2023

Putusan MK Batas Usia Capres-Cawapres Sebut-sebut Nama Sutan Sjahrir, Begini Profilnya

Hakim MK Guntur Hamzah berpendapat secara historis Indonesia pernah dipimpin warga negara berusia di bawah 40 tahun. Dia adalah Sutan Sjahrir.

Baca Selengkapnya

Pelajar SMA di Arab Saudi Divonis 18 Tahun Penjara karena Beri Dukungan ke Tahanan Politik

24 September 2023

Pelajar SMA di Arab Saudi Divonis 18 Tahun Penjara karena Beri Dukungan ke Tahanan Politik

Arab Saudi menjatuhkan hukuman penjara 18 tahun pada Manal al-Gafiri, perempuan pelajar SMA karena memberikan dukungan pada tahanan politik.

Baca Selengkapnya

Para Perempuan Terpidana Mati Iran Bakar Penjara

17 September 2023

Para Perempuan Terpidana Mati Iran Bakar Penjara

Perempuan terpidana mati Iran ini memprotes manajemen penjara dengan membakar pakaian mereka.

Baca Selengkapnya

Tidak Masuk dalam Kesepakatan Tahanan Iran-AS, Penduduk AS yang Dipenjara Mogok Makan

15 Agustus 2023

Tidak Masuk dalam Kesepakatan Tahanan Iran-AS, Penduduk AS yang Dipenjara Mogok Makan

Kesepakatan antara Iran dan AS membebaskan lima tahanan, tetapi tidak termasuk seorang penduduk tetap AS yang ditahan di Iran sejak 2016

Baca Selengkapnya

Sambut Tahun Baru, Junta Myanmar Bebaskan Lebih dari 3.000 Tahanan

17 April 2023

Sambut Tahun Baru, Junta Myanmar Bebaskan Lebih dari 3.000 Tahanan

Menurut kelompok aktivitas, sedikitnya 17.460 orang masih ditahan dan 3.240 telah dibunuh oleh junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Prihatin atas Pemenjaraan Uskup Nikaragua

12 Februari 2023

Paus Fransiskus Prihatin atas Pemenjaraan Uskup Nikaragua

Paus Fransiskus menyuarakan keprihatinannya atas penahanan Uskup Nikaragua, Rolando Alvarez, yang dijatuhi hukuman lebih dari 26 tahun.

Baca Selengkapnya

Khamenei Turun Gunung, Iran Berikan Grasi Puluhan Ribu Tahanan

5 Februari 2023

Khamenei Turun Gunung, Iran Berikan Grasi Puluhan Ribu Tahanan

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberikan grasi kepada puluhan ribu tahanan.

Baca Selengkapnya

Jelang COP27, Pemenang Hadiah Nobel Tuntut Mesir Bebaskan Tahanan Politik

3 November 2022

Jelang COP27, Pemenang Hadiah Nobel Tuntut Mesir Bebaskan Tahanan Politik

15 pemenang Nobel mengirimkan surat ke PBB, Dewan Eropa, dan beberapa kepala negara seperti Prancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis, supaya bersuara di COP27 membebaskan ribuan tahanan politik.

Baca Selengkapnya