Ribuan Kaum Tani Indonesia melakukan long march di Jalan Thamrin, Jakarta, (16/10). Demo tersebut menuntut pemerintah melaksanakan pembaruan agraria sekaligus memperingati Hari Pangan Sedunia. TEMPO/Dimas Aryo
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Konferensi Nasional Reforma Agraria untuk Mewujudkan Kemandirian Bangsa Usep Setiawan mengatakan permasalahan agraria bukan permasalahan ringan. "Selama ini ketidakadilan sering terjadi dalam agraria," kata Usep di Wisma Antara, Jakarta, Senin, 22 September 2014. (Baca: Jokowi Diminta Bentuk Lembaga Solusi Agraria)
Menurut Asep, selama sepuluh tahun pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono, permasalahan seputar konflik agraria tidak banyak selesai. "Bahkan bertambah banyak." (Baca: Petani di Pati Dilatih Soal Keasaman Tanah)
Karena alasan tersebut, organisasi tani mengadakan konferensi reformasi agraria untuk membahas persoalan tersebut. "Selain itu menjadi salah satu agenda kami untuk transisi pemerintahan yang baru."
Melalui transisi pemerintahan yang baru, diharapkan Joko Widodo-Jusuf Kalla dapat menyelesaikan persoalan agraria. "Apalagi dalam visi dan misi Jokowi juga ada tentang ketahanan pangan yang terkait dengan agraria." (Baca: Sawah Mengering, Petani Beralih Jadi Kuli Bangunan)
Konferensi nasional ini secara umum diadakan untuk merespon dua hal. Pertama, konsolidasi para petani atau pejuang agraria untuk tetap memperjuangkan hak-hak mereka.
"Biar semakin kuat untuk berjuang." Kedua, adalah ingin menyumbangkan pemikiran kepada pemerintahan baru sehingga benar-benar dapat mewujudkan impian rakyat tentang reformasi agraria. "Menyumbangkan pemikiran yang konkret dan langsung direalisasikan."
AHY Janji Berantas Mafia Tanah: Kalau Ada Masyarakat Kecil Dizalimi, Kita Bela Habis, Kita Harus Tegas
29 Februari 2024
AHY Janji Berantas Mafia Tanah: Kalau Ada Masyarakat Kecil Dizalimi, Kita Bela Habis, Kita Harus Tegas
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan (ATR/BPR) Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY menyatakan komitmennya untuk terus memberantas mafia tanah.