Harimau Berani Bertemu Manusia, Terserang Virus  

Reporter

Senin, 22 September 2014 11:22 WIB

Seekor harimau Sumatera beristirahat di kandang barunya di kebun binatang San Diego Wild Animal Park, San Pasqual Valley, Amerika Serikat (21/5). REUTERS/Mike Blake

TEMPO.CO, Bengkulu - Wildlife Conservation Veterinarian and Wildlife Rescue Unit BKSDA Bengkulu Erni Suyanti mencurigai harimau Sumatera terserang virus yang belum terindentifikasi. Akibatnya, saat ini banyak ditemukan harimau berperilaku abnormal.

"Harimau abnormal itu sudah banyak ditemukan di Pulau Sumatera. Perilaku mereka tidak takut dengan manusia, mengindikasikan jika mereka pada prinsipnya sakit. Sebab, harimau normal selalu menghindari berjumpa dengan manusia," kata Erni Suyanti pada Senin, 22 September 2014. (Baca:Hutan Terbakar, 4 Harimau Berkeliaran di Bengkalis)

Menurut Erni, penyakit pada harimau disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah bakteri dan virus. "Harimau kalau sakit pasti ke perkampungan warga. Kasus ini banyak ditemukan di Bengkulu, Rusia, dan India," ujarnya. (Baca:Ada Jejak Harimau, Pengungsi Kebakaran Hutan Panik)

Ia mengatakan harimau kadang muncul di perkampungan warga dan tidak berperilaku beringas. Jika dibiarkan maka harimau tersebut akan mati atau ditangkap orang tak bertanggung jawab karena kerap muncul di permukiman.

Erni menduga virus penyebab harimau berperilaku abnormal itu disebabkan oleh virus yang biasa menyerang anjing. "Di permukiman warga yang berbatasan dengan hutan biasanya banyak anjing. Nah, diduga virus tersebut sama dengan yang sering menyerang anjing. Apalagi anjing warga kampung jarang diberi vaksin," ucapnya.

Ia juga menjelaskan pihaknya hingga saat ini masih melakukan riset lebih lanjut mengenai virus itu.

Berdasarkan data organisasi penyelamatan satwa Harimau Kita, terdapat 600 konflik antara harimau dan manusia dari 1998 hingga 2011. Dari konflik tersebut terdapat 57 orang tewas dan 69 ekor harimau terbunuh. (Baca:Hantui Warga Jambi, Harimau Tidur di Kolong Rumah)

"Itu baru dari jumlah yang terdata saja. Di luar dari data yang terpantau itu diperkirakan ada lebih banyak lagi," kata Berlian, Direktur Genesis yang tergabung dalam organisasi penyelamat satwa Harimau Kita.

Berlian menjelaskan konflik ini adalah akibat semakin mengecilnya wilayah jelajah hutan untuk harimau yang diakibatkan aktivitas perambahan dan perkebunan.

PHESI ESTER JULIKAWATI
Baca juga:

Bengkak Habis Operasi, Hendropriyono Membaik
Menteri Agama Tak Setuju Perubahan Nama
J. Kristiadi: Trah Keluarga Bikin Parpol Busuk
Jokowi Pastikan Ubah APBN 2015
Polwan Cantik Menyamar Jadi Korban Trafficking







Berita terkait

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

20 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

33 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

37 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

38 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

40 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

49 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

58 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

29 Februari 2024

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

Sebelumnya, BKSDA Aceh menemukan seekor gajah sumatera yang mati di Kabupaten Pidie Jaya.

Baca Selengkapnya

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

28 Februari 2024

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Harimau Berkeliaran di Lampung Barat, Kandang Jebak dan Personel Pemburu Ditambah

26 Februari 2024

Harimau Berkeliaran di Lampung Barat, Kandang Jebak dan Personel Pemburu Ditambah

Sebelum peristiwa dua warga diduga tewas diterkam, berulang kali laporan diterima perihal penampakan harimau.

Baca Selengkapnya