Aburizal Bakrie bersama para Ketua DPD I Golkar, beri keterangan usai pertemuan, di rumah kediaman, Jalan Ki Mangun Sarkoro, Jakarta, 25 Agustus 2014. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golongan Karya Syamsul Bachri mengatakan kebijakan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla, membuat dua klasifikasi calon menteri, yaitu dari kalangan profesional partai dan profesional murni, sudah tepat. "Yang jelas, ada kata profesional dalam penentuan calon menteri," ujar Syamsul saat dihubungi Tempo, Rabu, 17 September 2014.
Menurut Syamsul, calon menteri di kabinet mendatang harus diisi orang yang profesional. "Makanya, kata profesional sudah tepat, tinggal pelaksanaannya," tutur Syamsul. (Baca: Muhaimin Protes Istilah Partai dan Pro di Kabinet)
Sebelumnya, Joko Widodo-Jusuf Kalla akan membagi kursi menteri menjadi dua bagian, yakni 16 kursi untuk kalangan profesional partai dan 18 kursi untuk kalangan profesional murni. (Baca: Investor Waswas Tunggu KabinetJokowi)
Untuk calon menteri dari kalangan profesional partai, kata Syamsul, partai harus berhati-hati menyodorkan kandidatnya. "Harus benar profesional dan mendapat dukungan penuh dari partai," ujar Syamsul. (Baca: Tim Transisi : Soal Kabinet Wewenang Jokowi)
Hal itu penting agar partai tidak salah merekomendasikan kadernya karena tugas sebagai seorang menteri tidaklah mudah. "Kalau salah pilih orang, partai juga harus tanggung jawab."