Kesehatan Lutung Diperiksa Sebelum Dilepasliarkan

Reporter

Rabu, 17 September 2014 22:20 WIB

Dokter memeriksa gigi Lutung Jawa di ruang periksa Javan Langur Centre (JLC) Coban Talun, Batu, Jatim, 15 September 2014. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Batu - Petugas Javan Langur Canter (JLC) memeriksa kesehatan kelompok lutung jawa (Trachypithecus auratus) sebelum dilepasliarkan ke hutan. Pemeriksaan meliputi hepatitis A, B, dan C serta herpes. Satwa harus dipastikan terbebas dari penyakit sebelum dilepas ke alam bebas agar tidak menulari satwa lainnya. "Jika bebas penyakit, mereka segera dilepas," ujar Manajer JLC Iwan Kurniawan, Rabu, 17 September 2014.

Menurut dia, empat ekor lutung dalam satu kelompok telah menjalani karantina dan siap dilepas ke alam. Dua di antaranya repatriasi dari sebuah kebun binatang di Inggris, yakni Lencie, 6,5 tahun, dan Diamond, 7 tahun. (Baca berita sebelumnya: Sulit Adaptasi, Lutung Asal Inggris Makan Umbi)

Dua lutung itu dikirim ke pusat rehabilitasi JLC di Coban Talun, Batu, sejak dua tahun lalu. Adapun dua lutung lain, Bobby, 6 tahun, dan Rose, 6 tahun, merupakan hasil sitaan Badan Konservasi Sumber Daya Alam. Empat lutung itu terdiri atas seekor jantan dan tiga betina. "Kelompok lutung ini sudah solid dan siap dilepas," tutur Iwan.

Rencananya, koloni lutung itu akan dilepas pada Oktober mendatang karena telah memiliki perilaku alami, antara lain bisa mencari makan sendiri serta dapat berinteraksi dengan sesama lutung dengan baik. Bahkan lutung-lutung itu juga dilatih agar mampu bertahan hidup saat menghadapi predator di alam bebas. (Baca: Kaskus Diminta Hentikan Iklan Perdagangan Satwa)

Lutung-lutung itu akan dilepaskan di hutan lindung Taman Hutan Raya Raden Soerjo dan kawasan Perum Perhutani. Di kawasan tersebut tumbuh 65 jenis tanaman, 58 di antaranya tergolong tanaman pakan lutung, yaitu dedaunan dan rumput. Selama ini, JLC telah melepaskan 67 ekor lutung Jawa dalam empat gelombang.

Populasi lutung terancam punah akibat perburuan untuk diambil dagingnya atau dijadikan hewan peliharaan. Perburuan marak akibat lemahnya pengawasan. Jumlah personel yang mengawasi tidak seimbang dengan luas hutan. (Baca juga: Empat Primata di Indonesia Terancam Punah)

EKO WIDIANTO



Terpopuler:
Bimbim Slank Demen Bila Ahok Marah
Ini Daftar Kandidat Kuat Pengisi Kabinet Jokowi
Jokowi Siapkan 2 Pos Menteri untuk Partai KMP
Koin Logam 5.200 SM Ditemukan di Gunung Padang
Di Twitter, Wanita ISIS Ini Pegang Kepala Buntung
Artidjo: Luthfi Lakukan Korupsi Politik

Berita terkait

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

21 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

33 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

38 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

38 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

40 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

50 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

59 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

29 Februari 2024

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

Sebelumnya, BKSDA Aceh menemukan seekor gajah sumatera yang mati di Kabupaten Pidie Jaya.

Baca Selengkapnya

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

28 Februari 2024

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Harimau Berkeliaran di Lampung Barat, Kandang Jebak dan Personel Pemburu Ditambah

26 Februari 2024

Harimau Berkeliaran di Lampung Barat, Kandang Jebak dan Personel Pemburu Ditambah

Sebelum peristiwa dua warga diduga tewas diterkam, berulang kali laporan diterima perihal penampakan harimau.

Baca Selengkapnya