Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri berbincang dengan Presiden terpilih Jokowi dalam pembubaran Tim kampanye nasional Jokowi-JK di Jakarta, 29 Agustus 2014. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, mengatakan batalnya perampingan kabinet tidak menjadi masalah. "Harus dilihat efektivitas, bukan tidak jadi perampingannya," ujar Budiman di Auditorium LIPI, Jakarta Selatan, Selasa, 16 September 2014.
Menurut Budiman, batalnya perampingan kabinet tidak mempengaruhi efektivitas kabinet yang akan datang. "Malah fungsinya semakin jelas," tutur Budiman. (Baca: Pasar Kecewa terhadap Susunan Kabinet Jokowi)
Sebelumnya, presiden terpilih Joko Widodo berencana melakukan perampingan jumlah menteri di pemerintahannya. Rencananya, Jokowi akan memangkas kementerian menjadi 27-30 dari awalnya berjumlah 34 kementerian. Namun Jokowi mengumumkan tetap memakai 34 kementerian di pemerintahan mendatang, kemarin.
Selain itu, menurut Budiman, kementerian yang digunakan Jokowi sekarang adalah kementerian yang mendekati masalah dan solusinya. "Jadi, setiap kementerian akan fokus dengan apa yang akan dilakukan," kata Budiman. (Baca: Komposisi Kabinet dari Era Soeharto Sampai Jokowi)
Salah satu contohnya adalah kementerian baru, yaitu Kementerian Agraria. Kementerian Agraria direncanakan akan langsung menangani masalah agraria di Indonesia. "Jadi fokus, kalau agraria dan kaitannya langsung ke Kementerian Agraria," ujar Budiman.
Karena itu, menurut Budiman, jumlah kementerian tetap seperti pada kabinet Susilo Bambang Yudhoyono, tapi berbeda berdasarkan fungsi. "Jelas lebih efektif kementerian yang akan datang ini," tutur Budiman. ODELIA SINAGA