Asap Riau Mulai Mengganggu Penerbangan

Reporter

Sabtu, 13 September 2014 20:14 WIB

Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan melakukan aksi Kamisan di tengah kabut asap yang menyelimuti kota di depan kantor Gubernur, Jalan Sudirman, Pekanbaru, Riau (13/3). Selain menuntut penuntasan kasus-kasus HAM, jaringan solidaritas korban untuk keadilan juga meminta kepada Pemerintah agar secepatnya menyelesaikan permasalahan kabut asap kebakaran lahan dan hutan di Riau. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Jakarta -Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan menyelimuti Riau membuat jadwal penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II terganggu. Hingga sore tadi, sedikitnya delapan pesawat baik keberangkatan maupun kedatangan menunda penerbangan. Jarak pandang semakin pendek mencapai 500 meter. (Baca:Asap Riau Belum Mengganggu Penerbangan )

“Tren cuaca cenderung memburuk sejak pagi tadi,” kata Duty Manajer Bandara SSK II Pekanbaru, Baiquni, kepada Tempo, Sabtu, 13 September 2014.

Hingga pukul 17.00, delapan pesawat tunda penerbangan yakni Lion Air JT 234 dari Pekanbaru tujuan Batam, seharusnya berangkat pukul 15.00. kemudian Citilink QG 935 dari Pekanbaru tujuan Batam dengan jadwal keberangkatan pukul 15.20. Penerbangan Air Asia QZ 7584 dari Pekanbaru tujuan Bandung ditunda dari semestinya berangkat pukul 17.05, dan Garuda Indonesia GA 179 dari Pekanbaru tujuan Jakarta seharusnya berangkat pukul 16.40.

Sedangkan dua pesawat yang menunda kedatangan yakni Lion Air 235 dari Batam menuju Pekanbaru dengan jadwal penerbangan 14. 20 serta Citilink QG 934 dengan jadwal penerbangan 14.30. Lalu Garuda Indonesia GA 176 dari Jakarta menuju Pekanbaru seharusnya mendarat 15.50 serta Air Asia QZ 7583 dari Bandung menuju Pekanbaru seharusnya mendarat pukul 15.55.


<!--more-->

"Ada sebelas pesawat lagi yang belum mendapat konfirmasi penundaan penerbangan ini, pesawat kembali terbang jika cuaca sudah membaik,” katanya. (Baca:Ada 318 Titik Api, Riau Berasap Lagi )

Baiquni menjelaskan, pilot terpaksa menunda penerbangan karena jarak pandang 500 meter dinilai sangat buruk. Sedangkan untuk melakukan penerbangan jarak pandang dibutuhkan minimal 1000 meter.

“Pilot tidak mau mengambil risiko untuk keselamatan dan nilai ekonomis,” ujarnya. Jika dipaksakan terbang pesawat tetap tidak bisa mendarat lantaran landasan tertutup asap. “Kalau sudah begitu, pesawat dipaksa mengalihkan pendaratan, tentunya bakal boros untuk bahan bakar,” katanya melanjutkan.

Analis Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika Pekanbaru Sanya Gautami menyebutkan, kabut asap yang menyelimuti Riau diprediksi kiriman dari Sumatra Selatan. Sepekan terakhir ini titik api lebih dominan terpantau di Palembang. Pergerakan angin yang bergerak dari selatan menuju utara Pulau Sumatera memicu kiriman asap ke Riau. (Baca:Asap Riau Diduga Kiriman dari Sumatera Selatan)

Data BMKG menyebutkan, dalam rentang waktu 24 jam, 12-13 September 2014, titik api terbanyak terpantau di Sumatra Selatan yakni 264 titik api, disusul Bangka Belitung 22 titik api, kemudian Lampung 15 titik api, dan Riau 9 titik api.


“Titik api Riau tidak begitu berdampak karena hanya sedikit, sedangkan titik api di Sumatra Selatan sangat banyak,” ujar Sanya.

RIYAN NOFITRA

Terpopuler:
Begini Cara Copot AhokSurya Paloh Temui Petinggi Partai Komunis Cina
Wanita Ini Teror Tetangga Demi Rumah Impian
5 Senyawa yang Baik untuk Kesehatan Mata
Wagub untuk Ahok, Begini Kata Sutiyoso

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Teknologi Modifikasi Cuaca di Riau Buahkan Hasil, Tambah Curah Hujan

21 Agustus 2023

Teknologi Modifikasi Cuaca di Riau Buahkan Hasil, Tambah Curah Hujan

KLHK melaporkan kegiatan teknologi modifikasi cuaca untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan telah membuahkan hasil pada area penyemaian awan d

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Pertamina Alihkan PI 10 Persen Blok Rokan dan Blok Kampar ke Pemerintah Provinsi Riau

28 Juni 2023

Pertamina Alihkan PI 10 Persen Blok Rokan dan Blok Kampar ke Pemerintah Provinsi Riau

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Kampar telah menandatangani Perjanjian Pengalihan dan Pengelolaan 10 Persen PI alias Participating Interest dari Wilayah Kerja (WK) atau dikenal Blok Rokan dan Blok Kampar untuk Provinsi Riau.

Baca Selengkapnya