TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hukum tata negara, Refly Harun, mengatakan lebih baik melakukan penghematan biaya pemilihan langsung ketimbang pemilihan melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terkait dengan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah.
"Lebih baik berhemat biaya," ujar Refly dalam jumpa persi di Galeri Resto Cikini, Selasa, 9 September 2014.
Adapun, perubahan sistem pemilihan kepala daerah sedang dibahas antara pemerintah dan DPR. Sebagian besar fraksi Koalisi Merah Putih mendukung perubahan itu karena sistem pemilihan langsung yang berlaku saat ini diklaim membebani anggaran negara. (Baca: Pilkada Oleh DPRD Tutup Peluang Calon Independen)
Meski begitu, Refly menyebutkan ada beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk menekan pembiayaan pemilihan langsung. Pertama, dengan melakukan pilkada serentak. Menurutnya, pemilihan ini bisa menghemat anggaran ketimbang harus melakukan pilkada satu-satu. "Bisa pilkada nasional,"katanya.
Kedua, memangkas jumlah pengawas. Selama ini, kata Refly, jumlah pengawas yang berada di tempat pemungutan suara memakan biaya banyak. Lantaran itu, cukup hanya dengan pengawasan dari masyarakat, partai politik, dan pemantau pemilu.
Ketiga, menyelenggarakan pemilu satu putaran. "Mungkin banyak yang menolak," katanya, Tapi alasannya, ujar Refly, mengadakan putaran kedua akan memakan biaya lagi.
Menurutnya, itu sangat membebani Anggaran Pengeluaran Belanja Negara dan Anggaran Pengeluaran Belanja Daerah. Sebab itu, kata Refly, sebenarnya yang meraih suara terbanyak langsung dinyatakan sebagai pemenang. (Baca: Pilkada oleh DPRD, Ganjar: Itu Tindakan Ngawur)
Keempat, membatasi pengeluaran dana kampanye. Menurutnya Refly, pembatasan itu tidak hanya untuk menekan dana sumbangan, melainkan juga membatasi pengeluaran biaya kandidat selama masa kampanya.
Kelima, membatasi modal kampanye. Menurutnya, saat pemilu lalu sangat kentara iklan kampanye di berbagai media. "Luar biasa itu," katanya. Sebab itu, ujarnya, perlu ada penghematan modal dan juga meminimalkan pengerahan massa.
Menurut Refly, ada banyak cara untuk menghemat proses pilkada ketimbang pemilihan melalui DPRD. Karena, kata Refly, saat ini masyarakat Indonesia sudah memilih sistem demokrasi. Sehingga kedaulatan rakyat ini, ujarnya, harus menghendaki partisipasi masyarakat secara langsung dalam memilih pemimpinnya
TRI SUSANTO SETIAWAN
Berita Lain
Temui Mega, Risma Tak Bersedia Jadi Menteri Jokowi
PKS Blunder Usung Pilkada Tak Langsung
Ketemu Sudi Silalahi, Rini Minta Maaf
Berita terkait
Refly Harun: Kami Hampir Down, tapi Ada Tiga Hakim Konstitusi Luar Biasa
9 hari lalu
Anggota Tim Hukum Anies-Muhaimin, Refly Harun, menanggapi putusan MK soal sengketa pilpres yang menolak permohonan pihaknya.
Baca SelengkapnyaRefly Harun Tuding Ada Upaya Intervensi Hakim MK Sejak Awal Sidang
10 hari lalu
Tim hukum AMIN Refly Harun menuding adanya intervensi kepada hakim MK dalam membuat putusan dari permohonan sengketa Pilpres yang mereka ajukan.
Baca SelengkapnyaRefly Harun Ungkit Pernyataan Sri Mulyani Soal Pemblokiran Anggaran Bukan untuk Bansos
14 hari lalu
Tim hukum AMIN Refly Harun mengungkit soal pemblokiran anggaran yang menurut Menkeu Sri Mulyani bukan untuk bansos berbeda dengan pernyataan Airlangga
Baca SelengkapnyaRefly Harun Tuding 4 Menteri Jokowi Berbohong di Sidang Sengketa Pilpres MK
15 hari lalu
"Masa automatic adjustment dilakukan di bulan Januari?" tanya Refly Harun.
Baca SelengkapnyaRagam Tanggapan atas Pemanggilan 4 Menteri ke Sidang Sengketa Pilpres di MK Hari Ini
27 hari lalu
Moeldoko memastikan semua menteri memenuhi undangan MK untuk hadir di sidang sengketa Pilpres.
Baca Selengkapnya4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres, Kubu Anies Minta MK Ajukan Pertanyaan Brilian
27 hari lalu
Anggota Tim Hukum Anies -Muhaimin, Refly Harun, berharap 4 menteri yang dihadirkan dalam sidang sengketa Pilpres di MK bisa independen.
Baca SelengkapnyaMomen Refly Harun Sebut Hotman Paris dengan 'Hotmen' dan Sindir Jam Terbang Tinggi
27 hari lalu
Refly Harun menyebut 'Hotmen' yang ditujukan kepada Tim Pembela Prabowo-Gibran, Hotman Paris Hutapea. Refly juga menyindir soal jam terbang tinggi.
Baca SelengkapnyaKuliti Masalah Sirekap di Sidang Sengketa Pilpres, Refly Sebut Ada 400 Ribu Perbaikan Data
28 hari lalu
Ahli KPU menilai ratusan ribu kali perbaikan Sirekap wajar. Refly Harun sebut tidak masuk akal
Baca SelengkapnyaRefly Harun Sindir Jam Terbang Tim Pembela Prabowo di MK, Otto Hasibuan: Itu Tidak Etis
28 hari lalu
Otto mengklaim sebelum Tim Hukum Anies-Muhaimin mengikuti sidang di MK, dirinya sudah lebih dahulu menjadi tim hukum sidang di MK.
Baca SelengkapnyaRefly Harun ke Tim Hukum Prabowo: Jam Terbangnya Tinggi, Tapi Jarang Mendarat di MK
28 hari lalu
Anggota Tim Hukum AMIN Refly Harun menyindir Tim Pembela Prabowo-Gibran soal jam terbang di sidang sengketa Pilpres di MK.
Baca Selengkapnya