TEMPO Interaktif, Jakarta:Operasi penambangan Newmont mendapat tentangan di lima negara. Aktivis lingkungan dari Ghana, Peru, Indonesia, Romania, dan masyarakat Indian Western Soshone di Nevada, Amerika Serikat menyampaikan protes dalam pertemuan tahunan pemegang saham Newmont di Denver, Colorado pada 28 April lalu. "Protesnya serupa. Disampaikan terkait dampak pencemaran lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat," ujar Nur Hidayati, Perwakilan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WAHLI) yang mengikuti pertemuan tersebut. Protes juga disampaikan terkait dengan penggusuran tanah masyarakat adat dan ekspansi Newmont ke kawasan lindung. Dalam pertemuan di Nevada, ia menyampaikan kasus pencemaran di Teluk Buyat akibat Submarine Tailing Disposal (STD) yang dilakukan Newmont dan kriminalisasi aktivis lingkungan terkait kasus ini. "Pengingkaran Newmont dalam kasus Buyat sama seperti yang dilakukannya pada negara lain," kata Nur Hidayati. Saat ini, STD menjadi perhatian serius publik Amerika Serikat. New York City Comptroller Office, pemilik saham Newmont senilai US$ 68 juta atau setara 1,4 juta lembar, telah mengajukan resolusi agar Newmont tidak membuang tailing ke laut. Sebab, praktek ini adalah suatu hal terlarang untuk di Amerika Serikat. "Tapi itu ditolak Newmont," ujar Nur Hidayati. Perwakilan masyarakat korban operasi Newmont yang hadir dalam pertemuan pemegang saham tersebut, menurut Nur Hidayati juga mengecam teror Newmont terhadap para aktivis di Indonesia dengan gugatan hukum. Sebanyak tiga aktivis digugat Newmont atas pencemaran nama baik dan penolakan terhadap perpanjangan ijin STD daerah operasi Newmont di Sumbawa. Rinaldi Dorasman Gultom