TEMPO.CO, Batu - Kebakaran hutan bukan cuma terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Kemarau menyebabkan 25 hektare areal dalam hutan konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo di Malang, Jawa Timur, ikut terbakar.
Api diduga telah berkobar sejak tiga hari terakhir di titik lokasi di sisi barat puncak Gunung Arjuna di Batu. "Total kerugian tak ternilai," kata Kepala Resor Tahura R. Soerjo Malang-Pasuruan, Gatot Sundoro, Jumat, 5 September 2014.
Kerugian terbesar tentu saja rusaknya hutan, satwa mati, dan hangusnya ekosistem. Sejumlah jenis pohon yang menjadi korban meliputi jenis kesek, suren, cemara gunung, kaliandra, dan akasia.
Kebakaran diduga dipicu api unggun bikinan para pemburu burung. Mereka yang masuk melalui Pujon dan Karangploso, Malang, ini berpindah tempat namun meninggalkan api tetap menyala. Dampaknya, terik matahari saat kemarau dan kondisi sekitarnya yang kering menyebabkan api berkobar dan merembet membakar pepohonan. Petugas belum mengetahui profil dan keberadaan para pemburu tersebut. (Baca: Kekeringan Terjadi Di Sebagian Wilayah Jawa Timur)
Yang jelas, mereka menyisakan pekerjaan pemadaman yang dilakoni maraton oleh petugas dari dinas terkait. "Pendakian melalui pintu Tretes, Pasuruan, sudah ditutup. Pendaki hanya bisa melintas di Sumberbrantas, Batu," kata koordinator lapangan Tahura wilayah Batu, Eko Wahyu.
Untuk mencegah kebakaran lebih luas dan kembali berulang diusulkan agar pemerintah mengeluarkan peraturan daerah larangan berburu. Dalam peraturan itu juga diharapkan dimasukkan sanksi dan hukuman untuk memberikan efek jera.