TEMPO Interaktif, Surabaya:Laporan pertanggungjawaban DPP Partai Bulan Bintang periode 2000-2005 diterima mulus Muktamar II PBB di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Dalam rapat pemandangan umum atas laporan pertanggungjawaban kepengurusan lima tahun lalu ini yang berakhir Sabtu (30/4) dinihari, 34 DPW yang terdiri dari 33 wakil provinsi dan 1 mewakili Timur Tengah menerima kinerja pengurus partai.Diterimanya laporan pertanggungjawaban ini sekaligus memuluskan jalan bagi Malam Sabat Kaban untuk menduduki kursi tertinggi PBB karena pada periode kepengurusan itu ia duduk sebagai sekretaris jenderal. Artinya, arus untuk menjegal Kaban pada laporan pertanggungjawaban tidak kencang, jika tidak bisa dibilang tidak ada.Terlebih, MS Kaban adalah kandidat ketua umum yang paling banyak disebut dibanding pesaing-pesaingnya. Dari 34 DPW, 9 DPW menyebut Kaban sebagai calon ketua umum. Mereka adalah, Sumetara Utara, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Papua. Sementara itu, pesaing kuatnya, Hamdan Zoelva (Ketua DPP-bekas anggota DPR) didukung 2 DPW, Sumatera Barat dan Sulawesi Barat. Kandidat lainnya, Sahar L Hasan (Ketua DPP PBB) hanya disentil DPW Maluku Utara.Meski suara DPW tidak mencerminkan suara 430 DPC pemegang hak suara sesuai tata tertib pemungutan, kuatnya peluang Kaban untuk menjadi ketua umum juga bisa dilihat dari bahasa tubuhnya. Sabtu dinihari Kaban tampak ceria dan tim suksesnya tampak santai menebar senyum. Ini berbeda dengan Hamdan yang bermuka tegang.Memang, laporan pertanggungjawaban kepemimpinan Yusril tidak berarti tanpa celah, justru sesunggunya banyak memanen kritik. Semua DPW mengeritik kegagalan dia untuk meloloskan PBB dari ambang terendah suara minimal 3 persen pada pemilu 2004 lalu. Yang juga menjadi sorotan sejumlah DPW adalah komitmen Yusril untuk menegakkan syariat Islam.Ini terlontar antara lain dari pernyataan DPW PBB Jawa Timur, Jawa |Tengah dan DI Yogyakarta. Ketua DPW Jawa Timur H Tamat Anshory Ismail menyebutkan contoh sejumlah calon legislatif yang berlatar belakang nonmuslim. Apalagi, hal ini menjadi titik serang oleh lawan-lawan PBB dalam pemilu legislatif 2004 lalu. "Sangat sulit bagi kami untuk menjelaskan kepada konstituen tentang komitmen PBB menegakkan syariat Islam. Inilah yang membuat suara PBB di Jawa Timur merosot,"katanya.Sunudyantoro, Jojo Raharjo