TEMPO.CO, Jakarta - Mantan ajudan bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin, Wahyudi Utomo, mengaku sering dipukuli bekas bosnya itu. "Pak Nazar agak temperamen, bikin saya enggak betah," ujar Wahyudi, yang sering disapa Iwan, dalam kesaksiannya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jumat, 29 Agustus 2014.
Iwan mengaku pernah kabur karena tidak tahan dikasari Nazaruddin. "Waktu kerja, saya pernah minggat karena ditendang," ujar Iwan. Namun Iwan kembali karena dibujuk Aan, sopir Nazaruddin. (Baca: Hadiri Sidang Hambalang, Anas: Agak Teler)
Pengakuan Iwan ini disampaikan ketika terdakwa Anas Urbaningrum bertanya tentang kedekatan Iwan dan Nazaruddin saat Nazar dalam pelariannya. "Apa Pak Nazar tak pernah cerita saat menuju bandara?" kata Anas. Kemudian, Iwan menceritakan hubungannya dengan Nazar yang tak dekat akibat sifat temperamen Nazaruddin.
Dalam kesaksiannya, Iwan mengaku sering diminta Nazaruddin mengantarkan uang ke sejumlah elite Partai Demokrat, salah satunya Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.
Anas Urbaningrum didakwa menerima duit Rp 116,525 miliar dan US$ 5,2 juta dari beberapa proyek pemerintah yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. (Baca: Anas Dapat Duit Hambalang Dibungkus Tas Kresek)
Selain itu, dia disebut menerima dua unit mobil, yakni Toyota Harrier bernomor polisi B-15-AUD senilai Rp 670 juta dan Toyota Vellfire berpelat nomor B-6-AUD seharga Rp 735 juta.