Asparagus Rumuskan Strategi Melawan ISIS
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Selasa, 19 Agustus 2014 20:00 WIB
TEMPO.CO, Kediri-Ratusan putra pengasuh pondok pesantren yang tergabung dalam Aspirasi Para Gus (Asparagus) di wilayah Jawa Timur dan Madura merumuskan strategi perlawanan terhadap gerakan Islamic State of Irak and Syiria (ISIS). Mereka mewaspadai gerakan ISIS yang menyasar kalangan muda dengan masif.
Juru bicara Asparagus Reza Ahmad Zahid atau yang akrab disapa Gus Reza mengatakan pertemuan sekitar 200 gus di Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri dua hari lalu membahas pergerakan ISIS di Indonesia khususnya Jawa Timur. Kelompok ini dinilai sudah menjadi bahaya laten yang mengancam keutuhan masyarakat.
"Kami mempelajari pola pergerakan mereka," kata Gus Reza yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri, Selasa 19 Agustus 2014. (Baca berita lain: Spanduk Tolak ISIS di Bima Disobek-sobek )
Menurutnya, salah satu tindakan ISIS yang mengancam umat Islam tetapi kurang diperbincangkan adalah penggunaan simbol Muhammad sebagai Rasul Allah. ISIS dituding memonopoli simbol Rasul sebagai stempel organisasi. Hal ini dinilai menyalahi adab, mengingat Muhammad adalah milik seluruh umat Islam di dunia dan tidak bisa dijadikan simbol kelompok tertentu.
Tak hanya itu, upaya memonopoli simbol Islam ini, menurut Gus Reza, adalah penghilangan nama-nama Islam, seperti Muhammad, pada identitas anak-anak zaman sekarang. Sehingga lambat laun kedekatan emosional anak-anak dengan ajaran dan simbol-simbol Islam menjadi hilang. "Padahal ISIS sendiri bukan merupakan cerminan ajaran Islam," katanya.
Karena itu forum Asparagus yang digelar di Kediri ini merekomendasikan beberapa hal terkait pergerakan ISIS. Diantaranya adalah menyatakan kelompok tersebut sebagai bahaya laten karena bertentangan dengan Ahlussunnah Waljamaah. Meminta para gus di wilayah Jawa Timur dan Madura membentengi santri mereka di dalam pondok dari ajaran ISIS. Serta memberikan pemahaman kepada masyarakat di sekitar pondok tentang bahaya ISIS yang mengancam kesatuan NKRI. (Baca: Tiga Daerah 'ISIS' Terbanyak di Indonesia )
Gus Reza juga berpesan kepada masyarakat untuk cermat dalam mengenali ajaran-ajaran Islam yang menjadi kamuflase gerakan ISIS. Salah satu cirinya adalah memecah belah umat Islam dan menolak konsep NKRI. "Jika ada yang gerakan yang menginginkan berdirinya kelompok sendiri jelas itu ISIS dan harus dijauhi," katanya.
Pesan ini terutama ditujukan kepada para remaja yang tinggal di perkotaan yang tengah dalam proses belajar mengenal ajaran Islam. Kelompok muda ini yang menjadi sasaran obyek ISIS untuk melakukan cuci otak dan memasukkan paham-paham ISIS.
Penegasan serupa disampaikan Gus Abdul Muid dari Lirboyo yang dengan lantang menyatakan siap melakukan perlawanan fisik kepada kelompok ISIS jika negara tak mampu menangani. Para santri bahkan siap angkat senjata untuk mengusir ISIS dari Indonesia. "Kami siap jika negara membutuhkan kekuatan santri," katanya. (Baca juga: Ini Penyebab ISIS Subur di Indonesia )
HARI TRI WASONO
Terpopuler
- Fahri Hamzah Disebut Terima US$ 25 Ribu dari Nazar
- Begini Pembagian Jatah Kekuasaan ala Prabowo-Hatta
- Bagaimana PRT Pembunuh Bayi di Riau Dibekuk?
- Jokowi Setuju 6 Jenis Manusia Versi Mochtar Lubis Dihilangkan
- Fahri Hamzah Cuit Klarifikasi Duit Nazaruddin
- Pilot-Pramugara Baku Hantam, Penumpang Dievakuasi