PR Menteri Pertanian Baru: Tambah Lahan  

Reporter

Sabtu, 16 Agustus 2014 13:12 WIB

Menteri Pertanian, Suswono. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Suswono mengatakan salah satu pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintahan yang baru dalam bidang pertanian adalah menambah lahan. Petani Indonesia saat ini umumnya masih dalam kategori miskin karena rata-rata hanya memiliki luas lahan sebesar 0,3 hektare.

Suswono membandingkan kondisi Indonesia dengan negara lain. Brasil, misalnya. Untuk meningkatkan produksi pertanian, negara tersebut melakukan penambahan lahan seluas 5 juta hektare. "Belum lagi di Thailand, lahan panen 9 juta ha dengan penduduk hanya seperempat kita. Sedangkan Indonesia luas lahan hanya 13,5 juta ha," kata Suswono usai menghadiri konferensi pers di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat, 15 Agustus 2014. Untuk itu, harus ada tata ulang lahan pertanian. (Baca: Bangkalan Bikin Perda Pelindungan Lahan Pertanian)

Namun, Suswono mengingatkan untuk daerah yang wajib dikonservasi tetap harus dilindungi. Sedangkan bagi daerah yang mungkin dialihkan untuk ketahanan pangan, menurut dia, harus segera diubah menjadi lahan pertanian. "Jangan sampai Indonesia terjebak impor pada produk utama pertanian," ia menegaskan.

Minimnya lahan pertanian, kata Suswono, disebabkan sistem warisan yang membuat area semakin sempit. Lahan orang tua yang tak seberapa luas umumnya dibagikan kepada anaknya. Luas lahan semakin mengecil sejalan dengan semakin panjangnya generasi pewaris. (Baca: Konversi Lahan Pertanian di Indonesia Mencemaskan)

Minimnya lahan pertanian itulah yang membuat sektor ini tidak menarik. Padahal, komoditas pertanian, menurut dia, akan tetap diperlukan pasar sampai kapan pun. "Tapi, sampai kapan pun, petani tak akan kaya kalau lahannya kecil. Inilah yang harus diselesaikan oleh pemerintah mendatang," kata dia.

Cita-cita swasembada pertanian, kata Suswono, sebenarnya masih mungkin dilakukan asal ada penataan lahan. Upaya itu perlu dilakukan agar para petani tetap bekerja di sektor pertanian.

Selain lahan, pemerintah mendatang juga harus ada keberanian dalam hal subisidi pupuk. Jika subsidi tidak sampai ke petani dengan baik, pemerintah harus berani mengalihkannya. Bentuknya bisa dalam perbaikan irigasi atau penjaminan harga. Dia berjanji akan membuat evaluasi lima tahun sebagai bekal bagi pemerintahan yang baru.

Suswono juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki komoditas perkebunan unggulan seperti sawit, kakao dan karet. Di negara sub-tropis, komoditas tersebut tak bisa disubtitusi. Untuk itu, pekerjaan rumah lain bagi pemerintah baru adalah bagaimana mengoptimalkan komoditas ini.

FAIZ NASHRILLAH

Terpopuler:
Jokowi Mungkin Bikin 27 Kementerian
Jadi Ahli untuk Prabowo, Jokowi Telepon Yusril
Massa Prabowo Samakan KPU dengan PKI
2015, Gaji PNS, Polisi, dan TNI Naik 6 Persen
Marzuki Alie Pingsan di Sidang Pidato SBY


Berita terkait

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

12 jam lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

1 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

2 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

3 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

3 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

6 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

8 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

9 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

9 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

10 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya