SBY (Ki-ka), Boediono, Hadi Utomo, dan Amir Syamsuddin saat Kongres II Partai Demokrat di Padalarang, Bandung, Jabar (21/5). ANTARA/Yudhi Mahatma
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan staf ahli bekas Bendahara Partai Demokrat M. Nazaruddin, Nuril Anwar, membenarkan adanya bagi-bagi ponsel BlackBerry dalam kongres Partai Demokrat di Bandung, Jawa Barat, pada 2010 lalu. "Saya malah dapat lima," ujarnya ketika bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi untuk terdakwa Anas Urbaningrum, Kamis, 14 Agustus 2014. (Infografis: Yang Terseret Nazar)
Peristiwa bagi-bagi BlackBerry tersebut, menurut Nuril, terjadi di lobi Hotel Grand Aquilla, Bandung, sebelum pembukaan kongres pada 21-23 Mei 2010. Nuril mengatakan ponsel BlackBerry yang diduga berjumlah 300 unit itu berasal dari Nazaruddin, yang pada saat itu menjadi tim sukses Anas Urbaningrum. "Siapa pun yang ada di sana pasti kebagian," kata pria 34 tahun yang kini pindah ke Partai Gerakan Indonesia Raya ini.
Pada kesempatan itu, Nuril membantah dekat dengan Anas. Nuril mengaku hanya mengenal atau mengetahui sikap Anas dari Nazaruddin. "Nazaruddin bilang kagum kepada Anas," katanya, yang menghadiri sidang menggunakan kemeja panjang biru itu.
Setelah Anas diangkat menjadi ketua umum partai, Nuril mengatakan, Nazaruddin menyesal membantu Anas mencapai posisi puncak partai. "Anas jadi susah diatur," ujarnya. "Proyek jadi banyak yang tidak lancar." Proyek-proyek tersebut antara lain sarana olahraga Hambalang dan rumah sakit di sebuah perguruan tinggi.
Nazaruddin yang dijadwalkan memberi kesaksian pada hari ini mangkir dari sidang. "Jika tidak datang, akan kami panggil paksa," ujar ketua majelis hakim Haswandi pada awal sidang siang hari tadi.