Cegah Ebola, Kemenag Fokus Kesehatan Jemaah Haji
Editor
Evieta Fadjar Pusporini
Kamis, 14 Agustus 2014 04:57 WIB
TEMPO.CO , Jakarta: Kementerian Agama mengambil langkah taktis untuk mencegah penyebaran endemi Ebola Virus Diseases (EVD) pada musim haji September mendatang. Antara lain, yakni memberikan penyuluhan kesehatan kepada jemaah haji Indonesia sebelum berangkat ke Arab Saudi untuk mengantisipasi menyebarnya virus yang saat ini sedang menjangkiti beberapa negara Timur Tengah.
"Kami akan berikan pengarahan tentang bagaimana menjaga kesehatan jemaah selama berada di Arab," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Abdul Djamil, kepada Tempo, Rabu, 13 Agustus 2014.
Meski penyebarannya masih kasuistik, Djamil meminta jemaah tetap waspada terhadap virus yang berpotensi mematikan tersebut. Dia mengatakan, proses penyebaran dapat melalui kontak dengan jemaah haji asal negara pejangkit seperti Lybia, Leone, Guinea.
Selain penyuluhan jemaah, Djamil mengatakan, para petugas haji juga diberikan pelatihan dan pengetahuan umum tentang Ebola. Menurut dia, akan ada balai kesehatan yang dijaga oleh petugas dari Kementerian Kesehatan. "Balai kesehatan ini yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh jemaah," kata Djamil, yang juga sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Islam Kemenag ini.(Baca : http://www.tempo.co/read/news/2014/08/12/058599027/Takut-Ebola-Jemaah-Calon-Haji-Minta-Diimunisasi)
Djamil mengatakan, pemerintah Arab Saudi juga telah mengantisipasi penyebaran virus ini pada musim haji dengan membatasi jemaah dari tiga negara tersebut. Dia yakin bahwa pemerintah Arab sudah berpengalaman menangani penyebaran virus melalui ibadah haji.<!--more-->
Ketua Komisi Pengawasan Haji Indonesia, Slamet Effendy Yusuf, meminta Kemenag untuk mengambil langkah pencegahan agar penyakit tersebut tak tersebar ke Indonesia melalui musim haji. Dia menyebutkan salah satu contoh, yakni dengan cara meminta jemaah haji untuk tak berada di ruang terbuka selain beribadah pada saat berada di Arab.
"Untuk menghindari jemaah yang berasal dari negara epidemi Ebola," kata Slamet saat dihubungi, Rabu, 13 Agustus 2014. Menurut dia, ada tiga sesi ibadah di ruang terbuka yang berpotensi dapat menyebarkan virus tersebut. Yakni, ibadah tawaf, wukuf, dan sa'i.
Slamet juga meminta Kemenag, selaku perwakilan pemerintah, unuk menambah petugas kesehatan di Arab. "Untuk mengisi balai-balai kesehatan," ujar dia.
Jumat lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status darurat kesehatan internasional terhadap penyebaran virus demam berdarah viral yang melanda bagian barat Afrika ini. Lembaga ini juga menyerukan pemberian bantuan bagi negara-negara yang terkena dampak virus ini.(Baca : http://www.tempo.co/read/news/2014/08/10/078598504/Ini-Cara-Tangkal-Penyebaran-Ebola-pada-Jemaah-Haji)
Keputusan WHO ini keluar setelah otoritas kesehatan Amerika Serikat menyatakan, penyebaran virus Ebola sudah melampaui negara-negara Afrika bagian barat. Lembaga nirlaba Doctors Without Borders juga memperingatkan bahwa virus mematikan itu sekarang di luar kendali dengan lebih dari 60 hotspot wabah terdeteksi.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan pemerintah Indonesia telah melatih petugas kesehatan untuk mengenai penyebaran dan penanganan Ebola. Pemerintah juga memberikan penyuluhan terhadap jemaah haji ihwal bahaya virus mematikan ini.
Menurut Tjandra, pemerintah juga bekerja sama dengan petugas medis di Arab untuk menangani jemaah yang tertular virus ebola. "Pemerintah Arab Saudi akan menyediakan sarana isolasi serta melakukan diagnosis penyakit dan pengobatan," katanya.
AMRI MAHBUB
Berita Terpopuler
Novela Saksi Prabowo Doakan Israel
Kenaikan Gaji PNS Jadi Pilot Project Jokowi
Tim Hukum Jokowi Percaya Diri Soal Saksi Prabowo
Saksi Prabowo Mengaku ke MK Telah Diancam