TEMPO.CO, Bekasi - Syamsuddin Uba, pria berjenggot yang disebut oleh Komite Intelijen Daerah Kota Bekasi sebagai pimpinan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), dibawa ke Polresta Bekasi Kota, Kamis, 7 Agustus 2014. "Mau klarifikasi berita," kata istri Samsyuddin Uba, Indra Wati, saat ditemui Tempo di tempat tinggalnya, Perumahan Taman Galaxi, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Kamis, 7 Agustus 2014.
Ia mengatakan suaminya ke Polresta Bekasi sekitar pukul 12.30 WIB. Menurut dia, rencananya Syamsuddin Uba akan dibawa ke Markas Besar Polri. Syamsuddin disebut merupakan tokoh yang menggerakkan massa untuk mengikrarkan dukungan terhadap Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Masjid Al-Muhajirin, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan.
"Tidak ada itu (deklarasi), kami pada Ahad lalu berada di rumah seharian. Saudara-saudara saya siap menjadi saksi," kata Indra Wati. Namun ia membenarkan, secara pribadi, keluarganya mendukung ISIS karena kesamaan visi dan misi. "Sama seperti yang Abi bilang, boleh kita mendukung," ujarnya.
Ihwal tudingan bahwa Syamsuddin Uba merupakan pimpinan JAT, Indra Wati membantah. Namun ia tak mengelak bahwa suaminya sering terlibat kegiatan bersama kelompok JAT di Masjid Muhammad Ramadhan, sebelum Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) diambil alih oleh pemerintah. "Dulu sering, sejak DKM diganti, sudah tidak pernah. Paling di rumah saja," kata Indra. "Kalau sekarang aktif di KUIB (Kongres Umat Islam Bekasi)."
Ia mengatakan kegiatan sehari-hari Syamsuddin Uba ialah mengajarkan agama atau taklim di beberapa masjid, di antaranya di Perumahan Bumi Satria Kencana dan Pondok Gede. Selain itu, Syamsuddin juga terlibat usaha keluarga, yakni penjualan produk herbal dan pengobatan tradisional, seperti bekam.
Juru bicara Polresta Bekasi Kota, Ajun Komisaris Siswo, mengatakan, berdasarkan laporan inteljen yang disertai bukti berupa foto-foto, para pelaku ikrar di Masjid Al-Muhajirin merupakan kelompok dari JAT pimpinan Syamsuddin Uba. Sebelumnya, kelompok itu menguasai Masjid Muhammad Ramadhan yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi ikrar dukungan mereka.
Ketua Komite Intelijen Daerah Kota Bekasi, Maryono, mengatakan kelompok JAT kerap berganti nama. Misalnya, mereka mengatasnamakan Kongres Umat Islam Bekasi. Terakhir, dalam ikrar, mereka mengambil nama Khilafah Ibrahim. "Dari sejumlah rekaman video, orangnya sama. Itu-itu saja (JAT), hanya ganti nama saja," ujar Maryono.
ADI WARSONO
Terpopuler:
Ini Rapor Kepala Dinas Pendidikan DKI Lasro Marbun
Ahok Curiga, Belum Ada Pejabat DKI yang Dipecat
Kisah Pocong di Foto Syahrini Saat Umrah
Migrant Care Laporkan Enam Anggota DPR Pemilik PJTKI
Jokowi Blusukan, Matt Arkana Menunggu 1,5 Jam