Nusron: ISIS Sering Tuduh yang Lain Liberal  

Reporter

Editor

Budi Riza

Rabu, 6 Agustus 2014 04:39 WIB

Maruarar Sirait dan Nusron Wahid mengunjungi GKI Yasmin. TEMPO/Arihta U Surbakti

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama, Nusron Wahid, menilai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang masuk ke Indonesia, berpotensi membahayakan. Musababnya, ISIS bercita-cita mendirikan khilafah atau daulah Islamiyah. Yakni menjadikan ajaran agama Islam sebagai sumber hukum formal negara.

"ISIS keluar dari konteks negara bangsa yang sudah punya fondasi bersama bernama Pancasila," kata Nusron melalui pesan pendeknya, Selasa, 5 Agustus 2014. Suka ataupun tidak, kata dia, gagasan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam banyak sekali. "Kalau melawannya, kita sering dituduh liberal." (Baca: Pengamat: Cara Represif Tak Efektif Hambat ISIS)

Nusron menilai pemikiran tersebut sudah mengakar di Indonesia. "Terutama di kalangan 'santri baru'," kata dia. Menurutnya, santri baru itu adalah anak muda kota yang baru belajar agama Islam. Tapi, kata Nusron, yang dipelajari baru kulitnya belum substansinya. "Ini berbahaya."

Ia berharap pemerintah dan para tokoh agama serta organisasi keagamaan melakukan gerakan penyadaran kepada masyarakat. Meski beragama Islam, kata dia, kita ini tetap orang Indonesia. "Artinya keindonesiaan tidak boleh diganggu dengan konsep keislaman kita," kata Nusron

Pada 2013, diduga telah ada 56 orang Indonesia dari berbagai macam organisasi berbasis Islam dan kelompok pedagang yang berangkat ke Irak untuk bergabung dengan ISIS. Mereka bertemu saat pergi ke Arab Saudi untuk beribadah haji ataupun umrah. Dari jumlah tersebut, sekitar 16 orang telah kembali ke Tanah Air dan melanjutkan perekrutan di daerah masing-masing. (Baca: Pria di Video ISIS Alumni Kamp Militer di Aceh)

Pengamat tindak pidana terorisme, Al Chaidar, mengaku mendapat informasi sepihak dari anggota ISIS bahwa organisasi itu telah membaiat sekitar 2 juta orang di Indonesia. Meski tak ada data pasti, menurut dia, informasi itu dari rekannya yang pernah bergabung dengan ISIS di Irak. "Ini klaim sepihak dari mantan anggota ISIS yang sudah pulang ke Indonesia," kata Al Chaidar.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai justru berkukuh ISIS Indonesia akan menjadi kelompok teroris baru. Ia menilai orang Indonesia yang pergi ke Irak dan bergabung dengan ISIS akan kembali sebagai teroris. "Kita berkaca pada orang Indonesia yang ikut perang Afganistan. Berangkat mau sukarela perang, pulangnya jadi teroris," kata Ansyaad.

Menurut dia, pernyataan ISIS sebagai kelompok teroris juga sudah dikeluarkan beberapa negara di Timur Tengah, bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa. BNPT sendiri enggan menduga jumlah anggota ISIS di Indonesia.

MUHAMMAD MUHYIDDIN | FRANSISCO ROSARIANS

Baca juga:
Warga Solo Hapus Mural Bergambar Bendera ISIS
KPK Periksa Ajudan Bupati Karawang
Agnes Mo dan Siwon Super Junior Saling Merindu
OPM Serang Konvoi Brimob di Papua

SHARE:
Facebook | Twitter

Berita terkait

NU Ingin Pasang Stiker di 169 Ribu Rumah di Depok, Ini Maksudnya

16 Desember 2023

NU Ingin Pasang Stiker di 169 Ribu Rumah di Depok, Ini Maksudnya

Apa yang dilakukan di Kota Depok serentak dilakukan di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat dengan pemasangan stiker seluruhnya di 2,7 juta rumah.

Baca Selengkapnya

Terancam Disiplin PKB, Yaqut Mengaku Belum Dapat Surat Panggilan

2 Oktober 2023

Terancam Disiplin PKB, Yaqut Mengaku Belum Dapat Surat Panggilan

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan belum mendapat surat dari PKB soal rencana pendisiplinan dirinya.

Baca Selengkapnya

Eks Pacar Mario Dandy Datangi Polda Metro, Sebut Kuasa Hukum Sudutkan Amanda sebagai Pembisik

27 Maret 2023

Eks Pacar Mario Dandy Datangi Polda Metro, Sebut Kuasa Hukum Sudutkan Amanda sebagai Pembisik

Amanda disebut sebagai eks pacar Mario Dandy, sebelum tersangka penganiayaan D, anak pengurus Gerakan Pemuda Ansor ini menjadi kekasih AGH.

Baca Selengkapnya

Penganiayaan Anak Pengurus Ansor, Bermula dari Mario Dandy Dapat Informasi Temannya Diperlakukan Tak Baik

25 Februari 2023

Penganiayaan Anak Pengurus Ansor, Bermula dari Mario Dandy Dapat Informasi Temannya Diperlakukan Tak Baik

Polisi telah menetapkan Mario Dandy Satriyo sebagai tersangka dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

GP Ansor Bela Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Faizal Assegaf: Saya Tidak Takut

9 November 2022

GP Ansor Bela Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Faizal Assegaf: Saya Tidak Takut

Polda Metro Jaya saat ini masih mempelajari laporan dugaan pencemaran nama baik yang dilayangkan GP Ansor DKI Jakarta terhadap Faizal Assegaf.

Baca Selengkapnya

Puji GP Ansor, Heru Budi Hartono: Selalu Hadir Lebih Dulu dalam Bancana, Luar Biasa

30 Oktober 2022

Puji GP Ansor, Heru Budi Hartono: Selalu Hadir Lebih Dulu dalam Bancana, Luar Biasa

Heru Budi Hartono mengapresiasi Gerakan Pemuda atau GP Ansor yang telah memiliki sistem kaderisasi terpadu, terukur dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Warga Trenggalek Geruduk Jakarta Tuntut Pemerintah Cabut Izin Tambang Emas

24 Oktober 2022

Warga Trenggalek Geruduk Jakarta Tuntut Pemerintah Cabut Izin Tambang Emas

Warga Trenggalek penolak tambang emas menggeruduk Jakarta untuk menyampaikan tuntutan kepada pemerintah pusat agar mencabut izin usaha PT SMN.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

30 Juni 2022

Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

Pengadilan Prancis menjatuhkan vonis seumur hidup kepada Salah Abdeslam, satu-satunya pelaku teror Paris 2015 yang masih hidup

Baca Selengkapnya

GP Ansor Bakal Konvoi Motor Lagi Malam Ini Jika Holywings Tak Tutup Permanen

25 Juni 2022

GP Ansor Bakal Konvoi Motor Lagi Malam Ini Jika Holywings Tak Tutup Permanen

GP Ansor akan kembali melaksanakan konvoi motor ke sejumlah kafe atau bar milik Holywings Indonesia jika tak tutup permanen.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

10 Februari 2022

Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

Salah Abdeslam mengatakan bahwa ia tidak meledakkan rompi bom bunuh dirinya dalam serangan teroris di Paris, November 2015 yang menewaskan 130 orang

Baca Selengkapnya