Pengamat: Cara Represif Tak Efektif Hambat ISIS  

Reporter

Selasa, 5 Agustus 2014 16:07 WIB

Warga Kelurahan Tipes, Solo, bekerja bakti menghapus mural tembok bergambar bendera Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). Mural sejenis ditemukan di sejumlah titik di Kecamatan Serengan. TEMPO/Ahmad Rafiq

TEMPO.CO, Banyuwangi - Pengamat Timur Tengah dan pemikiran Islam, Haidar Bagir, mengatakan pemerintah Indonesia tidak bisa menghadang masuknya gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) hanya dengan cara respresif. “Upaya preventif lebih penting,” kata Haidar di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa, 5 Agustus 2014. (Baca: Usut ISIS, Intelijen Disebar ke Gunung Wilis)

Menurut Haidar, sikap ekstremis sering lahir dari kelompok yang terlantar dan terpinggirkan. Dia meminta pemerintah menjamin keadilan distribusi ekonomi di kalangan menengah ke bawah. Tanpa keadilan ekonomi, kelompok-kelompok terpinggirkan akan menjadi sasaran empuk masuknya ideologi radikal.

Dosen Pemikiran Islam Islamic College for Advanced Studies (ICAS) Universitas Paramadina ini juga mengatakan langkah pencegahan lainnya dengan mengintensifkan dakwah. “Dakwah-dakwah untuk mensosialisasikan Islam yang damai,” kata Direktur Penerbit Mizan itu. (Baca: Warga Solo Hapus Mural Bergambar Bendera ISIS)

Menurut Haidar, langkah represif membutuhkan penegakan hukum yang serius. Dia mendukung pencabutan status kewarganeraan bagi warga Indonesia yang bergabung dengan ISIS. Sebab gerakan ISIS bertentangan dengan demokrasi yang dianut Indonesia. “Kalau Al-Qaedah itu radikal, maka ISIS itu ultraradikal.”

ISIS meluluhlantakkan wilayah barat dan timur Irak sejak awal 2014. Termasuk menghancurkan pusat peninggalan budaya Irak. Kamis, 24 Juli 2014, ISIS menghancurkan makam Nabi Yunus di Kota Mosul, tempat suci umat Islam dan Kristen.(Baca: Foto dengan Bendera ISIS, Baasyir Akan Dihukum)

IKA NINGTYAS

Baca juga:
Migrasi Golkar Tinggalkan Ical Tunggu Putusan MK
5 Pesohor Dunia yang Gagal Meraih Sukses
Buka Kotak Suara, KPU Ambil Dokumen Ini
Cara Ahok Halau Pendatang ke Jakarta

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

25 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

26 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

34 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

35 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

37 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

37 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

37 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

38 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

38 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya