TEMPO.CO, Kupang - Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), melarang Islam State of Iraq and Syria (ISIS) beroperasi di daerah itu karena dianggap sebagai organisasi sesat yang menyimpang, bahkan harus diberantas.
"Itu organisasi ilegal yang sesat sehingga mereka (ISIS) dilarang beroperasi di sini," kata Wali Kota Kupang Jonas Salean kepada wartawan di Kupang, Selasa, 5 Juli 2014. (Baca: Jalaluddin: Kami Menolak Keberadaan ISIS Indonesia)
Belum lama ini, menurut dia, ada warga yang mendatanginya dan melaporkan serta meminta izin masuknya organisasi itu. Awalnya dia menyarankan pelapor ke Badan Kesbangpol. Namun, setelah dicek ternyata organisasi itu tidak terdaftar. "Saya curiga, makanya mulai saat ini organisasi itu dilarang masuk sini," ia menegaskan.
Organisasi seperti ini, katanya, mirip organisasi Gafatar yang pernah meresahkan masyarakat--yang karena itu dilarang. Sekarang muncul ISIS yang menyimpang dan sesat. "Kami melarang seluruh organisasi yang tidak terdaftar untuk beroperasi di daerah ini, tidak hanya ISIS," ucapnya. (Baca: Pemerintah Cegah Kelahiran ISIS Indonesia)
Dia mengaku awalnya berpikir bahwa ISIS adalah organisasi muslim. Namun, ternyata organisasi ini justru menyimpang dari ajaran Islam. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk memantau dan melaporkan kepada pemerintah dan pihak berwajib jika menemukan adanya organisasi ini. "Warga juga jangan termakan isu untuk bergabung dengan mereka," katanya.
YOHANES SEO
Terpopuler
ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya
Sekjen PBB Frustasi Hadapi Israel-Hamas
Pendukung ISIS Menyebar di Negara ASEAN
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
25 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
44 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
45 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
53 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
54 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
56 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
56 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
56 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
57 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
57 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya