Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaluddin Rakhmat (kanan) didampingi Ketua Majelis Ukhuwah Sunni-Syiah Indonesia (Muhsin) Daud Poliraja (kiri) memberikan keterangan terkait dengan penyerangan pesantren Syiah di sampang beberapa waktu lalu, Jakarta, Sabtu (31/12). ANTARA/M Agung Rajasa
TEMPO.CO,Jakarta - Penasihat Organization of Ahlulbayt for Social Support and Education yang juga Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Syiah, Jalaluddin Rakhmat, menyampaiakan penolakannya terhadap keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia.
"Kami menolak keberadaan ISIS dan pendukung," kata Jalaluddin. Pernyataan ini disampaikan Jalaluddin saat menghadiri acara Umat Beragama dan Kepercayaan Menolak ISIS Demi Keutuhan NKRI, Senin, 4 Agustus 2014, di Taman Ismail Marzuki.
Jalaluddin mengatakan ISIS telah berada di tengah masyarakat Indonesia. "ISIS tidak hanya mengancam agama tertentu, tetapi juga semua agama. ISIS ingin melebur Indonesia menjadi provinsi bagi khilafah. Bukan berada dalam NKRI lagi," kata Jalaluddin.
Penolakan terhadap keberadaan ISIS di Indonesia juga disampaikan oleh Biku Garbha Virya dari Vihara Mahavira Graha Pusat. "Ini merupakan tugas kita bersama untuk mendidik anak-anak, menanamkan dalam pemikiran mereka kecintaan terhadap NKRI," kata Garbha.
Hal senada juga disampaikan Badan Kerja Sama Organisasi-organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan YME (BKOK). "Penggiat kepercayaan ngeri melihat video ISIS," kata salah satu anggota presidium BKOK, Suprih Suhartono.
Suprih mengatakan masyarakat Indonesia sejak kecil diajari memberi cinta kasih kepada siapa saja dan apa saja. Tetapi saat ini muncul organisasi yang merusak keamanan dalam menganut keyakinan. "Saya atas nama pribadi dan organisasi menolak keberadaan ISIS. ISIS dapat mengancam NKRI," katanya. (Baca: Ikut Ba'asyir, 24 Napi Nusakambangan Gabung ISIS)
Pendeta Dr Palty Panjaitan dari HKBP Philadelphia juga menyampaikan penolakannya. "Tuhan tidak pernah memerintahkan orang-orang untuk membunuh, tetapi orang diajarkan untuk saling mengasihi," katanya.
Kegiatan ini berlanjut dengan penandatangan deklarasi penolakan terhadap ISIS. Selain keempat orang tersebut, ada sejumlah nama yang ikut menolak ISIS tapi tidak menghadiri acara. (Baca: Kementerian Hukum Desak Kominfo Segera Tutup Video ISIS)
Di antaranya Astono Chandra dari Parisada Hindu Dharma Indonesia; Christina, perwakilan Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan; Romo Benny Susestyo dari Konferensi Wali Gereja Indonesia dan Setara Institute; Romo Daniel dari Gereja Ortodox Syria; Sheila Soraya dari Majelis Rohani Baha'i; Suryanandar sebagai Ketua Tao Indonesia; dan Zuhayri Misrawi dari Intelektual Muda Nahdlatul Ulama.