Masih 13 PR Kasus Korupsi di Purbalingga  

Reporter

Kamis, 31 Juli 2014 14:28 WIB

Sosialisasi Sensus Pajak Nasional di Purbalingga, Minggu (10/6). Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purbalingga mentargetkan 15 ribu wajib pajak baru tahun ini. TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Purbalingga - Akibat kurangnya penyidik tindak pidana korupsi, sebanyak 13 kasus dugaan korupsi di Kejaksaan Negeri Purbalingga belum terselesaikan. Ada sembilan kasus lama dan empat kasus baru yang belum dilimpahkan ke pengadilan. "Sembilan kasus itu merupakan pekerjaan rumah mulai 2010," kata Kepala Kejaksaan Negeri Purbalingga, Martini, Kamis, 31 Juli 2014.

Selain sembilan kasus itu, ada tiga kasus baru serta satu kasus limpahan dari kepolisian Purbalingga. Martini mengatakan banyaknya tunggakan kasus itu disebabkan Kejaksaan kekurangan penyidik. Selain ada yang pindah tugas, jumlahnya pun belum mencukupi.

Saat ini, kata dia, Kejaksaan Negeri hanya memiliki tiga penyidik untuk menangani kasus tindak pidana korupsi. Selain itu, musim pemilihan umum juga membuat kinerja Kejaksaan sedikit terhambat.

Meski begitu, dia mengatakan akan tetap menyelesaikannya secara bertahap. Setidaknya setelah Lebaran, penyidik akan melimpahkan sejumlah kasus tersebut. "Prinsipnya, Kejari akan kembali mengebut penanganan kasus-kasus itu," katanya.

Belasan kasus yang masih menjadi PR tersebut, kata Martini, di antaranya kasus korupsi dana PNPM di Karangreja. Selain itu, kasus korupsi Alokasi Dana Desa dan Wlahar Kecamatan Rembang yang masih dalam tahap penyidikan. “Sedangkan soal kekurangan jaksa, kami sudah mengusulkan ke pusat agar ditambah,” ujarnya.

Bahkan, Martini melanjutkan, jika dalam beberapa waktu ke depan belum ada titik terang, dirinya akan turun tangan sendiri melakukan penyidikan.

Kepala Kejaksaan Negeri Purwokerto juga menegaskan hal yang sama. "Setelah Lebaran, kami akan kebut kasus yang belum selesai," katanya. Selain kasus dugaan korupsi tanah Gunung Tugel yang diduga melibatkan mantan Bupati Banyumas, Kejaksaan juga sedang menyidik kasus korupsi di Universitas Jenderal Soedirman senilai Rp 19 miliar.

ARIS ANDRIANTO




Terpopuler:
Ribka Ingin Jadi Menkes, Beredar Petisi Penolakan
Dituding Tak Layak Jadi Menkes, Ini Jawaban Ribka
Amerika Diminta Ungkap Suap Senjata ke Indonesia
ICW Tolak Ribka Tjiptaning Jadi Menteri
Ini Teknik Mengetahui Dalang di Balik Situs Palsu

Berita terkait

Ketua Bamus Betawi Minta Anak Muda Betawi Teladani Haji Lulung

16 Desember 2022

Ketua Bamus Betawi Minta Anak Muda Betawi Teladani Haji Lulung

Ketua Bamus Betawi Riano P Ahmad menilai almarhum Haji Lulung sosok yang pemberani

Baca Selengkapnya

Terlibat Korupsi UPS, Anggota DPRD DKI dari Hanura Diganti

7 November 2017

Terlibat Korupsi UPS, Anggota DPRD DKI dari Hanura Diganti

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi memberhentikan Fahmi Zulfikar, anggota DPRD DKI yang terlibat korupsi UPS.

Baca Selengkapnya

Kasus UPS, Ahok Kembali Diperiksa Bareskrim  

21 Juni 2016

Kasus UPS, Ahok Kembali Diperiksa Bareskrim  

Penyidik mengkonfirmasi sistem pelaporan anggaran kasus UPS kepada Ahok.

Baca Selengkapnya

Korupsi UPS, Polisi Tahan Firmansyah, Mantan Anggota Dewan

9 Juni 2016

Korupsi UPS, Polisi Tahan Firmansyah, Mantan Anggota Dewan

Polisi tak mendapat sinyal keterlibatan Ahok dan Lulung dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

Kasus UPS, Badan Reserse dan Kriminal Panggil Lulung Lagi  

15 Maret 2016

Kasus UPS, Badan Reserse dan Kriminal Panggil Lulung Lagi  

Lulung menganggap kasus UPS sudah selesai.

Baca Selengkapnya

Alex Usman Divonis 6 Tahun, Ahok: Koruptor Harus Dimiskinkan  

11 Maret 2016

Alex Usman Divonis 6 Tahun, Ahok: Koruptor Harus Dimiskinkan  

Pelaku akan tertekan, begitu juga keluarga, hingga nanti pelaku dan semua turunannya menjadi stres.

Baca Selengkapnya

Korupsi UPS, Alex Usman Dituntut 7 Tahun Penjara

3 Maret 2016

Korupsi UPS, Alex Usman Dituntut 7 Tahun Penjara

Alex juga dituntut membayar denda pidana Rp 500 juta subsider 6 bulan penjara.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Sita Berkas dari Ruang Kerja Ketua DPRD DKI

3 Maret 2016

Bareskrim Sita Berkas dari Ruang Kerja Ketua DPRD DKI

Selain melihat berkas, polisi juga membuka data mantan Ketua DPRD terdahulu

Baca Selengkapnya

Kasus UPS, Bareskrim Periksa Ruang Kerja Ketua DPRD DKI  

3 Maret 2016

Kasus UPS, Bareskrim Periksa Ruang Kerja Ketua DPRD DKI  

Prasetyo membenarkan bahwa pemeriksaan kali ini untuk menindaklanjuti kasus pengadaan uninterruptable power supply (UPS).

Baca Selengkapnya

Ruang Ferial Sofyan Ikut Digeledah Penyidik Bareskrim

3 Maret 2016

Ruang Ferial Sofyan Ikut Digeledah Penyidik Bareskrim

Penyidik masih mengumpulkan barang bukti terkait dengan kasus pengadaan uninterruptable power supply (UPS).

Baca Selengkapnya