TEMPO Interaktif, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, dialog untuk penyelesaian masalah Aceh harus dilakukan dengan lawan, bukan dengan kawan. Hal ini disampaikan Wakil Presiden dalam jumpa pers di kantor Wakil Presiden usai salat Jumat (1/4) saat ditanya tentang kabar pertemuannya dengan Kingsbury, salah satu juru runding Gerakan Aceh Merdeka, di Hotel Hilton, Rabu pekan lalu. Menurut Kalla, prinsip dalam penyelesaian Aceh harus dilakukan dengan "damai dan bermartabat". Selain itu, kata Kalla, yang harus diajak dialog adalah dari kalangan mana saja, terutama pihak lawan. "Kalau Anda tak bicara dengan lawan, itu namanya monolog. Jadi itu jangan salah sangka. Jadi kalau dialog justru dengan lawan, bukan dengan kawan," kata Kalla. Ditambahkannya, kebijakan menempuh jalan dialog ini sesuai perintah MPR, DPR dan kebijakan negara dalam penyelesaian konflik di Aceh yang mengharuskan dengan cara "damai dan bermartabat". Tapi, Kalla mengaku tak datang ke Hilton.Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan Djalil, ditemui terpisah di komplek Istana Negara mengatakan, pertemuan kembali dengan Gerakan Aceh Merdeka akan dilakukan bulan ini. "Kemungkinan minggu kedua April ini," kata dia.Dalam pertemuan ini, pemerintah Indonesia berharap pembicaraan sudah mengarah pada materi yang substansial. Ditanya substansi macam apa yang akan dibicarakan, Sofyan mengatakan, yaitu penyelesaian Aceh secara damai, komprehensif dan bermartabat. Saat didesak materi spesifik apa yang akan dibahas, kata Sofyan, "Tentu tak bisa saya sampaikan sekarang." Abdul Manan