Dalam Setahun Empat Macan Keluar Habitatnya

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Kamis, 19 Juni 2014 06:16 WIB

Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas). Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Cilacap - Empat macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang selama ini tinggal di sejumlah hutan di Jawa Tengah telah keluar dari habitatnya. Menyempitnya lahan hutan dituding menjadi penyebab utama hewan terancam punah itu keluar dari habitatnya.

“Ini bukan semata persoalan kekurangan makanan, tapi mereka sudah tak punya wilayah untuk dijelajahi,” kata Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah, S.Y. Chrystanto, Rabu, 18 Juni 2014.

Di Jawa Tengah bagian selatan, macan tutul terbilang masih banyak. Terutama di hutan Nusakambangan. Ia menyebutkan, berdasarkan pantauan melalui kamera trap, di Pulau Nusakambangan masih terdapat sekitar 18 ekor macan tutul yang hidup di luar kawasan hutan cagar alam. Padahal di pulau itu ada tambang semen PT Holcim.

Chrys berharap PT Holcim Indonesia tidak sekadar menambang batu kapur Nusakambangan untuk kepentingan produksi semen. Mereka juga diharapkan memperhatikan lingkungan sekitar demi kelangsungan hidup macan tutul di pulau itu. (Baca: Konservasi Macan Tutul Jawa Dirumuskan)

Soal macan tutul yang masuk kandang ayam di Dayeuhluhur, Cilacap, kata Chrys, BKSDA akan membawa macan itu ke Taman Safari Batang untuk mendapatkan perawatan. “Tim medis sedang melakukan pemeriksaan kesehatan, untuk pemulihan akan dilakukan di Taman Safari Batang,” katanya.

Ia mengundang dokter ahli dari Bogor agar macan bisa ditangani dengan baik. Pada September 2013, macan yang terkena jerat babi, mati saat dibawa ke Kebun Binatang Serulingmas, Banjarnegara. Saat itu, macan bahkan menjadi rebutan pejabat yang ingin menjadikan macan itu sebagai koleksi pribadi. (Baca: Pemerintah Siapkan Tempat Penyelamatan Macan Tutul)

Menurut dia, macan tutul yang terjebak di Dayeuhluhur itu hidup di kawasan hutan milik Perhutani yang berbatasan dengan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Ia akan menyurati Perhutani agar berhati-hati dalam melakukan penebangan. Ia mengimbau masyarakat tidak berburu satwa di hutan karena hal itu dapat berdampak terhadap ketersediaan makanan bagi macan tutul.

Koordinator Polisi Hutan BKSDA Jateng Seksi Konservasi Wilayah Cilacap-Pemalang, Rahmat Hidayat, mengatakan macan tutul itu memiliki panjang badan 70 sentimeter dan berat badan 30 kilogram. “Macan mengalami luka selebar 2-3 sentimeter dan panjang 6 sentimeter pada bahu kaki kanan depan maupun bahu kaki kanan belakang,” katanya. (Baca: Macan Tutul Dayeuhluhur Akhirnya Mati)

ARIS ANDRIANTO

Terpopuler:
Komnas HAM Akan Jemput Paksa Kivlan Zen, TNI Cuek
Dolly Ditutup, Ini Kisah Masa Kecil Warga Sekitar
JK: Istana Harus Pecat Pengelola Tabloid Obor
Kecelakaan Subang, 7 Siswa SMA Cengkareng Tew

Berita terkait

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

20 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

32 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

37 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

37 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

39 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

49 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

58 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

29 Februari 2024

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

Sebelumnya, BKSDA Aceh menemukan seekor gajah sumatera yang mati di Kabupaten Pidie Jaya.

Baca Selengkapnya

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

28 Februari 2024

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Harimau Berkeliaran di Lampung Barat, Kandang Jebak dan Personel Pemburu Ditambah

26 Februari 2024

Harimau Berkeliaran di Lampung Barat, Kandang Jebak dan Personel Pemburu Ditambah

Sebelum peristiwa dua warga diduga tewas diterkam, berulang kali laporan diterima perihal penampakan harimau.

Baca Selengkapnya