Tolak Ditutup, PSK Dolly Kirim Petisi ke SBY  

Reporter

Kamis, 5 Juni 2014 13:02 WIB

Pedagang makanan menjajakan makanan di dalam sebuah wisma di lokalisasi prostitusi Dolly, Surabaya (24/5). TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Surabaya - Sekitar 200 pekerja seks komersial dari berbagai lokalisasi di Surabaya yang tergabung dalam Perempuan Lokalisasi Menggugat berkumpul di Gang Dolly. Mereka membuat tulisan di atas secarik kertas HVS yang berisi unek-unek, harapan, dan alasan menolak penutupan Dolly dan Jarak pada 18 Juni mendatang. "Teman-teman, silakan mengisi apa pun unek-unek yang ada. Kita di sini (lokalisasi) bekerja untuk anak dan keluarga. Kita menolak penutupan Dolly-Jarak," kata salah seorang PSK, Ayu, Kamis, 5 Juni 2014.

Di bawah arahan koordinator Front Pekerja Lokalisasi, para PSK tersebut membacakan sumpah pekerja lokalisasi. Bunyi sumpah PSK itu ialah: Kami, pekerja lokalisasi, bersumpah, bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan. Kami berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan. Kami berbahasa satu, bahasa kebenaran, tanpa kebohongan. (Baca: Dolly Ditutup, Ratusan Pedagang Kaki Lima Resah)

Tumpahan keresahan para PSK di kertas itu rencananya akan dikirim ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia sebagai petisi. Sebelum menulis massal, para PSK diarahkan duduk di jalanan Gang Dolly dengan beralaskan koran. Memakai masker dan kaca mata sebagai penutupan wajah, mereka mulai menulis unek-unek dan harapan begitu terdengar aba-aba komando. Setiap pekerja seks wajib mencantumkan nama dan asal wisma di secarik kertas beserta harapan-harapannya.

Tulisan para PSK itu antara lain berbunyi: Bu Risma, saya mohon tempat kerja saya jangan ditutup. Kalau ditutup, saya kerja apa, Bu?; Risma, kalau tidak bisa mengayomi orang kecil, turun dari jabatanmu; Kepada Bapak SBY, saya kecewa atas penutupan lokalisasi ini. Saya butuh kerja, Bapak SBY. Saya mohon kepada Bapak SBY, jangan tutup lokalisasi ini. Saya menangis, Pak. (Baca: Tutup Dolly, Kemensos Sediakan Rp 8 Miliar)

Ketua Komunitas Independen Pekerja Lokalisasi Saputro mengatakan tema aksi ini merupakan bentuk eksistensi perempuan lokalisasi yang dianggap tidak pernah diperhatikan. Rencana penutupan Dolly-Jarak pada 18 Juni mendatang, kata dia, merupakan salah satu bentuk penindasan pekerja seks yang rela menjual diri demi ekonomi keluarga.

"Pelacuran adalah bentuk perjuangan perempuan yang dipinggirkan sistem," ujarnya. Menurut dia, belum ada iktikad baik dari Pemerintah Kota Surabaya dan Pemprov Jawa Timur untuk mempertemukan para pihak terkait dengan rencana penutupan Dolly-Jarak. (Baca: Anak-anak Setuju Lokalisasi Dolly-Jarak Ditutup)


DIANANTA P. SUMEDI




Berita terkait

Pengamat Politik Unair Menilai PKB Kikuk di Pilkada Jatim 2024 karena Belum Punya Calon Kuat Hadapi Khofifah

2 hari lalu

Pengamat Politik Unair Menilai PKB Kikuk di Pilkada Jatim 2024 karena Belum Punya Calon Kuat Hadapi Khofifah

PKB dinilai belum memiliki calon kandidat gubernur yang sepadan untuk bertarung dengan gubernur inkumben Khofifah Indar Parawansa.

Baca Selengkapnya

Menteri Risma Ogah Hadiri Undangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

2 hari lalu

Menteri Risma Ogah Hadiri Undangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Pembahasan DTKS tidak perlu dilakukan di tempat mewah. Pembahasan bisa dilakukan di mana saja. Sebab, Risma menilai, hasil rapat lebih penting.

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

5 hari lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

8 hari lalu

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, untuk memastikan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

Baca Selengkapnya

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

14 hari lalu

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

15 hari lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan

Baca Selengkapnya

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

21 hari lalu

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

21 hari lalu

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

22 hari lalu

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

25 hari lalu

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful merespons kabar jika Tri Rismaharini atau Risma maju di Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya