Anak Gus Dur: Sultan Harus Tegas Hadapi Intolerasi  

Reporter

Senin, 2 Juni 2014 03:03 WIB

Sri Sultan Hamengku Buwono X. TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO.CO , Yogyakarta - Koordinator Jaringan Gusdurian Indonesia--yang fokus pada pluralisme--, Alissa Wahid mendesak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwopno X dan Kepolisian Daerah DIY memberikan respon cepat dan tegas terhadap semua pelaku aksi intoleran dalam sejumlah kasus beberapa hari belakangan. Hal ini terkait penyerangan umat Katolik dan rumah ibadah Kristen.

"DIY jelas sedang mengalami darurat toleransi, harus ada tindakan cepat, tepat dan tegas," kata Alissa yang juga putri Abdurrahman Wahid Presiden RI keempat saat dihubungi oleh Tempo pada Ahad, 1 Juni 2014.

Dalam catatan Tempo, sebulan belakangan, muncul berbagai aksi intoleran yang menyasar kelompok minoritas non muslim di DIY. Setelah ada sejumlah protes kelompok intoleran terkait sengketa tempat ibadah di Gunungkidul dan berujung ke pemukulan seorang aktivis lintas iman awal Mei lalu, pada Kamis kemarin belasan pria yang mengenakan baju gamis menyerang jemaat katholik saat sedang menggelar ibadah Rosario di rumah bos Penerbit Galang Press, Julius Felicianus. (Baca: Umat Katolik di Sleman Diserang Kelompok Bergamis)

Aksi intoleran kembali muncul pada Ahad siang, 1 Juni 2014 saat sekelompok pria bersorban menggepung Gereja Panthekosta di Indonesia Elshaddai di Dusun Pangukan, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman. (Baca: Warga Sleman Bubarkan Ibadah Umat Kristen)

Menurut Alissa, tidak adanya ketegasan penindakan dari aparatur negara terhadap pelaku kekerasan dalam aksi-aksi intoleran di DIY selama ini terbukti memicu bertambahnya kasus serupa dari tahun ke tahun. Dia berpendapat semestinya Pemerintah Daerah DIY dan Polda DIY melakukan pendekatan dengan perspektif perlindungan hak semua warga negara dalam menjalankan keyakinannya dan bukan sekedar menjaga stabilitas keamanan.

"Seharusnya seperti orang tua yang menegakkan aturan di rumah, kalau tidak, anak-anak bisa merajalela bertindak sesukanya karena ketika mengamuk dituruti kemauannya," kata dia.

Sosiolog UGM, Najib Azca berpendapat sama. Menurut dia sikap tegas Sultan dan Kapolda DIY perlu dinyatakan secara lebih ekspresif terhadap kelompok intoleran. "Harus ada pesan kuat, tak ada tempat bagi intoleransi di DIY," kata dia. (

ADDI MAWAHIBUN IDHOM





Berita Lain
Perubahan Haji Era Anggito

Sangeang Meletus, Dua Bandara Ditutup

Pakar Tata Negara Usulkan Kompilasi UU Pemilu







Advertising
Advertising

Berita terkait

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

3 hari lalu

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

Alissa Wahid menduga TNI kembali menyebut OPM itu karena sudah kewalahan mengatasi kelompok pro-kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

3 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

14 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

55 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

59 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya