Dianiaya, Wartawan Kompas TV Lapor ke Polda DIY

Reporter

Jumat, 30 Mei 2014 13:24 WIB

Para aktivis melakukan aksi damai memperingati Hari Toleransi Internasional di Jakarta, Sabtu (16/11). Mereka menyerukan kepada masyarakat untuk menghormati segala perbedaaan, menghindari tindak kekerasan dan menghapus segala bentuk kecurigaan dan kebencian. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wartawan Kompas TV Michael Aryawan melaporkan kasus penganiayaan dan perampasan kamera ke Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, 30 Mei 2014.

Kasus penganiayaan itu terjadi saat sekelompok massa bergamis menyerang rumah bos Galang Press Julius Felicianus saat diadakan ibadah rosario oleh umat Katolik, Kamis malam, 29 Mei 2014. "Mereka menganiaya, menghalangi tugas jurnalistik serta merampas kamera dan memory card," kata Mika, panggilan Michael, pada Jumat, 30 Mei 2014.

Saat terjadi keributan di rumah Julius di Perumahan YKPN Tanjungsari, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Mika yang rumahnya tidak jauh dari lokasi segera datang. Namun, saat meliput kejadian penganiayaan jemaat dan perusakan rumah, ia justru dianiaya oleh kelompok bergamis itu.

Tidak hanya menganiaya, mereka juga merampas kamera video dan memory card yang ia gunakan untuk alat liputan televisi. Sampai ia melapor ke Polda, kamera dan memory card belum kembali ke tangannya. "Laporannya adalah penganiayaan, menghalangi tugas jurnalistik, perampasan dan pencurian (kamera)," kata Mika.

Kepala Polda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigadir Jenderal Haka Astana menegaskan kasus ini ditindaklanjuti dengan menangkap tersangka. Ia sangat mendukung dan akan melindungi wartawan dari kasus-kasus kekerasan. "Saya akan membela mati-matian pekerja media, termasuk memberikan keamanan saat tugas," kata dia.

Ia menegaskan polisi meminta informasi jika di suatu tempat akan dilakukan kegiatan masyarakat. Dengan demikian, jika ada sesuatu yang menimbulkan kekerasan, bisa diantisipasi sebelumnya.

Elga Sarapung, salah satu tim advokasi kasus ini, menyatakan pihaknya mencari sebanyak mungkin data dan barang bukti atas kasus yang menimpa umat Katolik yang sedang beribadah. Ia juga meminta polisi untuk memberikan perlindungan kepada keluarga Julius. "Kami kumpulkan data dan barang bukti yang akan kami serahkan ke polisi. Jangan sampai kasus seperti ini terulang lagi," kata dia.

MUH SYAIFULLAH







Baca juga:
Didit Hediprasetyo, Putra Prabowo yang Mendunia
Kivlan Zein Ancam Adukan Komnas HAM ke Ombudsman
Ahok: Ada Rp 1,6 Triliun Anggaran Tak Pantas




Advertising
Advertising

Berita terkait

Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama

27 Juni 2019

Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama

Protes kekerasan atas nama agama digelar di India, setelah gerombolan Hindu melakukan aksi pengeroyokan terhadap seorang pria Muslim pekan lalu.

Baca Selengkapnya

SETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian

20 Februari 2018

SETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian

Hendardi mengatakan bahwa tujuan dari pihak yang melakukan penyerangan itu, yakni menciptakan instabilitas.

Baca Selengkapnya

Kasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran

26 September 2017

Kasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran

Djarot mengatakan tindakan Joker membubarkan kebaktian Pulogebang tidak mencerminkan Islam yang damai dan penuh rahmat.

Baca Selengkapnya

Rusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi

26 September 2017

Rusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi

Setelah kasus kebaktian Pulogebang terjadi, Forum Komunikasi akan menunjuk perwakilan dari agama dan suku pada setiap blok selaku komunikator.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang

26 September 2017

Polisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang

Sukatma pun menerangkan bahwa video rusuh kebaktian Pulogebang yang viral tersebut tidak lengkap .

Baca Selengkapnya

Kasus Perusuh Kebaktian Pulogebang Dianggap Selesai Setelah...

26 September 2017

Kasus Perusuh Kebaktian Pulogebang Dianggap Selesai Setelah...

Tokoh masyarakat telah membuat kesepakatan agar insiden pembubaran kebaktian Pulogebang tidak terulang.

Baca Selengkapnya

Komnas Perlindungan Anak Minta Kasus Kebaktian Pulogebang Diusut

25 September 2017

Komnas Perlindungan Anak Minta Kasus Kebaktian Pulogebang Diusut

Arist?berpendapat, menjalankan ibadah, termasuk kebaktian?Pulogebang,?adalah hak fundamental yang dilindungi secara universal.

Baca Selengkapnya

Pria Perusuh Kebaktian Pulogebang Sudah Kembali ke Rusun

25 September 2017

Pria Perusuh Kebaktian Pulogebang Sudah Kembali ke Rusun

Pria bernama Nasoem Sulaiman alias Joker terekam kamera tengah membubarkan kebaktian Pulogebang

Baca Selengkapnya

Sisi Lain Joker Si Perusuh Kebaktian Pulogebang

25 September 2017

Sisi Lain Joker Si Perusuh Kebaktian Pulogebang

Nasoem alias Joker rajin beribadah dan menjadi tokoh masyarakat di rusun. Dia dibawa ke kantor polisi lantaran membuat rusuh kebaktian di Pulo Gebang.

Baca Selengkapnya

Begini Permintaan Maaf Joker Telah Ganggu Kebaktian Pulogebang

25 September 2017

Begini Permintaan Maaf Joker Telah Ganggu Kebaktian Pulogebang

Tak sampai 24 jam setelah mengganggu kebaktian di Rumah Susun Pulogebang, Joker dihajar empat orang pria bertubuh tinggi dan besar di rumahnya.

Baca Selengkapnya